PEKANBARU – Desa-desa di Riau terus menggeliat, berkembang dan maju berkat dukungan dana yang sangat besar selama tahun 2022 lalu. Sedikitnya Rp 1,4 triliun telah disalurkan ke seluruh desa di Riau selama 2022 lalu.

Realisasi dana transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) di Provinsi Riau yahun 2022 mencapai Rp 22,94 triliun. Dari jumlah itu, dana desa sebesar Rp1,4 triliun,'' ujar Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Riau, Ismed, Rabu (25/1/2023).

Selain dana desa, jumlah tersebut juga disalurkan dalam bentuk Dana Bagi Hasil sebesar Rp8,7 triliun, Dana Alokasi Umum sebesar Rp8,4 triliun, Dana Insentif Daerah sebesar Rp145 miliar.

Kemudian DAK Non Fisik sebesar Rp 3,1 triliun dan DAK Fisik seluruh pemda lingkup Provinsi Riau sebesar Rp1,1 triliun.

"Persentase realisasi terbesar DAK Fisik di Kepulauan Meranti sebesar 98,91 persen dan terendah di Kuansing sebasar 30,53 persen," tambahnya.

Ismed mengungkapkan, kendala penyaluran DAK Fisik, antara lain, proses pemenuhan dokumen persyaratan berjalan lambat mulai input dari OPD, review APIP sampai disetujui Pemda dan cenderung pengajuan pada saat last minute batas akhir pengajuan ke KPPN.

"Kemudian, adanya penghentian salur oleh Kementerian Kesehatan atas DAK Fisik Pengadaan Makanan Tambahan pada Subbidang Penguatan Intervensi Penurunan Stunting pada bulan Juni 2022," katanya.

Selain itu adanya sisa kontrak pada subbidang kefarmasian karena barang/obat yang direncanakan tidak memenuhi syarat dan beberapa obat ditarik peredarannya sehingga kontrak harus dibatalkan.

"Subbidang Perumahan dan Permukiman Kota Pekanbaru nilai kontraknya 0 yang disebabkan pihak Pemkot tidak dapat menyanggupi untuk menyediakan dana pendamping," ujarnya.

Ismed mengungkapkan, capaian output pada beberapa subbidang yaitu kefarmasian, penguatan percepatan penurunan stunting, pengendalian penyakit dan penguatan sistem kesehatan di sebagian besar kabupaten/kota di Riau NIHIL.

"Capaian output pada subbidang jalan tematik pengembangan food estate dan sentra produksi pangan Provinsi Riau hanya 15,02 persen, dan irigasi tematik food estate Provinsi Riau hanya 25,46 persen," katanya.

Selain itu, kata Ismed, pemahaman Pemda terkait mekanisme dan alur penyaluran DAK Fisik masih perlu ditingkatkan. Kendala internal pada Pemda Kab. Kuantan Singingi sehingga realisasi sangat rendah hanya 30,53 persen.

"Beberapa subbidang seperti air minum tidak terkontrakkan, subbidang jalan dari 10,98 M hanya terkontrakkan Rp30 juta dan subbidang Pendidikan SKB dari rencana kegiatan Rp460,78 juta hanya terkontrakkan 11,3 juta," ujarnya. ***