JAKARTA - Semua orang menyadari bahwa merokok membahayakan kesehatan. Tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif, namun juga membahayakan kesehatan perokok pasif.

Sudah banyak orang tahu bahwa merokok menyebabkan kanker, impotensi dan merusak janin. Namun belum banyak yang tahu, bahwa merokok juga menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli.

Dikutip dari liputan6.com, sebuah penelitian di Jepang menemukan, para perokok ternyata memiliki risiko tinggi terkena gangguan pendengaran. Setiap rokok yang diisap setiap harinya membuat risiko tuli semakin meningkat.

Hasil ini dikumpulkan dari 50 ribu pekerja dengan usia sekitar 20 hingga 64 tahun. Semua partisipan memiliki pendengaran yang normal. Namun, setelah diteliti selama 8 tahun, 5.100 orang mengalami tanda-tanda gangguan pendengaran.

Seperti dikutip dari Tech Times, Kamis (15/3/2018), Huanhuan Hu, pimpinan studi tersebut mengatakan, paparan nikotin kemungkinan berbahaya bagi telinga. Semakin sering orang merokok, semakin tinggi berisiko kesehatan telinganya.

''Risiko ini semakin meningkat, tergantung dari jumlah rokok yang mereka isap,'' kata Huanhuan Hiu.

Untungnya, berhenti merokok benar-benar menghilangkan risiko terkena gangguan pendengaran.

Persentase Lebih Tinggi

Orang yang merokok hingga 10 batang per hari, 40 persen lebih rentan terkena gangguan pendengaran hingga tuli. Sementara, 10 persen hanya mengalami gangguan pendengaran ringan.

Perokok yang menghisap 11 hingga 20 rokok per hari memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi, yaitu 60 persen. Bahkan, mereka yang menghisap hingga 20 batang per hari, risiko tuli mencapai 70 persen.

Tidak hanya itu, mereka yang merokok juga memiliki risiko lain, seperti kelebihan berat badan dan diabetes.

Uniknya, para perokok juga cenderung mendapat pekerjaan di lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi.***