PEKANBARU, GORIAU.COM - Sekitar 20 ekor gajah mengamuk dan merusak rumah Gustiani (42) di Jalan Baru, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Kejadiannya pekan lalu mengakibatkan rumah hancur rata dengan tanah," kata pemilik rumah, Gustiani kepada pers di Riau, Kamis (27/11).

Dia menceritakan, kejadian itu bermula ketika dirinya hendak melaksanakan shalat Magrib dan tiba-tiba sekitar 20 ekor gajah liar datang berbondong dan menghancurkan rumah.

Rumah papan yang sebelumnya berdiri kokoh milik ibu dua anak ini dilaporkan dalam sekejap mata rata dengan tanah, bahkan isi rumah juga hancur sehingga tidak bisa digunakan kembali.

"Saya bersama suami dan anak-anak saya memang shalat Magrib ke mesjid saat itu, begitu kawanan gajah itu datang merobohkan rumah, ada adik di rumah sebelah yang tahu lebih awal. Dia yang menyampaikan ke kami, kamipun bergegas pulang melihat rumah yang memang sudah tidak berbentuk lagi," kata Gustiani.

Gustiani dan suaminya mengaku pasrah saat melihat langsung rumah tersebut menjadi sasaran keganasan hewan berbelalai itu. Beberapa meter dari rumah, ketika kejadian itu, dia dan warga juga sengaja menyalakan api unggun untuk mengusir kawanan gajah. "Namun hingga subuh, kawanan gajah masih tetap bertahan di lokasi," katanya.

Dia mengaku ketika itu tidak banyak yang bisa diperbuat, dan kawanan gajah akhirnya merubuhkan rumah yang telah dihuninya sejak lama.

Dengan kondisi rumah yang tidak bisa ditempati tersbeut, Gustiani mengaku harus menumpang tinggal di rumah saudaranya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya semula.

Namun kondisi rumah yang ditumpangi Gustiani itu dikabarkan sangat tidak layak juga untuk nampung Gustiani dan keluarganya.

Gustiani mengatakan, di rumah kerabatnya tersebut, memang anak-anak harus ketakutan saat hujan turun malam hari. Sebab rumah tersebut juga setengahnya tidak beratap. Di atap hanya bagian kamar utama dan ruang tamu tempat ia dan anak- anaknya tidur.

Dia mengatakan, peristiwa tersebut sudah yang kedua kalinya, beberapa waktu lalu juga sempat terjadi namun tidak separang kamerin. "Kami berharap Menteri Lingkungan Hidup bisa serius menanggapi konflik manusia dan gajah di Duri ini. Karena kami orang yang tidak punya inilah yang selalu menjadi korban keganasan kawanan gajah liar," katanya. ***