PEKANBARU - Sebagian wilayah Riau, khususnya di pesisir, pada awal Juli hingga Oktober 2019 diprediksi memasuki cuaca panas ekstrem. Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kian besar dan membuat petugas siaga mengantisipasi munculnya titik panas.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, pada Selasa, 25 Juni 2019, ada lima titik panas sebagai indikasi Karhutla muncul di Bengkalis, Pelalawan, Siak dan Rokan Hilir.

"Dari semua titik panas itu, yang dipercaya sebagai titik api ada satu, yaitu di Rokan Hilir. Level kepercayaan di atas 70 persen," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki.

"Untuk wilayah pesisir minim hujan, seperti di Bengkalis, Rokan Hilir, Kota Dumai dan Kepulauan Meranti," jelas Marzuki.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur, menyebut petugas sudah siaga di lokasi terkait kerawanan terjadinya Karhutla di pesisir.

"Setiap ada informasi titik panas sebagai indikasi Karhutla kita tindaklanjuti dengan ground check," sebut Jim.

Selain darat, Jim menyatakan pihaknya juga menyiagakan lima helikopter serta satu unit pesawat modifikasi cuaca dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Helikopter yang disiagakan itu diantaranya jenis Kamov KA-32, Mi8-MTV RA-22700, Mi8-MTV RA-22582, dan Sikorsky S61 N5193Y. Empat heli dari BNPB itu dipergunakan untuk operasi pengeboman air yang mampu memuntahkan 4 ton air ke titik Karhutla.

Usai libur lebaran lalu, tambah Jim, tim gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, BPBD Riau dan instansi lainnya yang terlibat dalam Satgas Karhutla tetap berpatroli dan melakukan penanggulangan.

"Baik darat maupun udara, bahkan pada bulan Ramadan pun tim tetap bertugas sekuat tenaga menjaga Riau bebas Karhutla," terang Jim.

Menurut Jim, Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.

Meski Satgas sudah dibentuk, sepertinya Karhutla di Riau tidak bisa dihindari. Selain mudah terbakar dengan lahan berstruktur gambut, pembukaan lahan dengan cara membakar diduga masih terjadi di Riau.

Sejak Januari 2019 hingga akhir Juni ini, BPBD Riau mendata sudah 3.147 hektare lahan terbakar. Kebakaran terluas terjadi di wilayah pesisir, seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti, dan Siak.

Selain itu, kebakaran juga melanda Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kuansing.

"Kebakaran terluas ada di Bengkalis yang mencapai 1.426,84 hektare," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Provinsi Riau, Edwar Sanger dihubungi terpisah.

Di Bengkalis, Karhutla paling luas terjadi di Pulau Rupat. Awal Januari lalu, kebakaran di Pulau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka itu membuat Panglima TNI mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat umembantu pemadaman. ***