PEKANBARU, GORIAU.COM - Seorang anak di bawah umur, TD (12) diduga dicabuli 4 pemuda yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Parahnya salah seorangnya di antara empat pemuda itu merupakan guru ngaji dan seorang lagi ketua pemuda. Tak ayal, gadis muda itu mengalami trauma berat.

Keempat orang pemuda itu yakni, HR (32), seorang residivis dan adiknya, JT (21). Selanjutnya, NM (34), seorang guru ngaji dan tukang bangunan, serta AX (32), yang merupakan Ketua Pemuda setempat. Mereka adalah warga Desa Alamanda Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

''Dua orang berhasil kita amankan yaitu AX dan NM. Keduanya merupakan orang penting di desa itu yaitu Ketua Pemuda dan Guru Ngaji,'' jelas Kapolsek Tapung Hilir AKP Hendrix, Selasa (30/9).

Hendrix menambahkan, kasus ini dilaporkan oleh nenek korban Riani (54) ke Polsek Tapung. Diketahui, korban tak hanya diperkosa tapi juga diancam dan diperas oleh keempat pelaku.

Hasil pemeriksaan, kejadian ini bermula Minggu (21/9) sekitar pukul 16.30 WIB. Si korban TD bersama pacarnya, Wagiman, sedang pacaran di atas sepeda motor di pinggir jalan tepatnya di pinggir kebun sawit.

Tiba-tiba, datang pelaku HR dan JT menghampiri kedua korban. Mereka menuduh korban dan pacarnya sedang berbuat mesum di kebun itu.

HR pun menghubungi si ketua pemuda AX dan mengatakan bahwa mereka telah menangkap pelaku mesum. AX dan NM langsung meluncur ke TKP. Setelah tiba, muncul niat mereka untuk memeras korban dan pacarnya.

Ketakutan, Wagiman, pacar si korban, langsung menelepon temannya, Ardiansyah, supaya mengantarkan uang sebanyak Rp 500 Ribu.

Jelang uang pemerasan diantar, keempat pelaku memisahkan diri jadi 2 kelompok. Wagiman di jaga NM dan AX. Sedangkan HR dan JT membawa korban ke dalam kebun sawit berjarak 10 Meter. Di sana mulut korban ditutup dan tangannya diikat. Korban TD akhirnya diperkosa HR di bawah ancaman JT yang mengarahkan parang kepadanya.

Usai HR, giliran JT melancarkan aksi terkutuk itu. Merasa puas, JT pun menyuruh TD memakai kembali bajunya.

Setelah itu, korban kembali dibawa ke tempat pacarnya. Di sanalah NM dan AX kembali mencolek-colek kemaluan, membuka BH dan memvideokan adegan meraba-raba korban dengan Handphone.

''Di situ, NM mengatakan bahwa di kemaluan korban ada sperma bercampur darah dan sudah banyak di atas kemaluannya,'' ujar NM kepada Korban seperti dituturkan Kapolsek AKP Hendrix.

Usai memperkosa, mengancam dan memeras korban, AX dan HR mengantar korban pulang ke rumah neneknya.

''Korban langsung mengadukan kejadian itu kepada neneknya. Tak terima, sang nenek langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek,'' tegas Hendrix.

Mendapat laporan, malam itu juga, polisi meluncur ke TKP dan menyelidiki para pelaku. Dua dari empat pelaku yakni, NM dan AX akhirnya ditangkap di rumahnya masing-masing.

HR dan JT juga langsung diburu. Saat aksi kejar-kejaran antara pelaku dan polisi pada dini hari, kedua pelaku menabrak mobil buah sawit. Sayang, keduanya berhasil kabur dalam semak-semak.

''Saat ini keduanya terus dilakukan pengejaran dan korban dalam keadaan trauma sampai saat ini,'' ujar Hendrix.

Saat ditangkap, sejumlah barang bukti diamankan yakni, 1 helai celana dalam berbecak darah, baju warna hijau corak bunga-bunga merah, satu bra warna pink, handphone Nokia X 020 warna hitam, handphone Nexian warna hitam, sepeda motor Yamaha Vega R warna silver BM 5409 FB dan uang Rp150.

Uang hasil pemerasan itu, sebagai jatah untuk si Ketua Pemuda AX. Sementara si guru ngaji NM, mendapat jatah sebesar Rp 50 ribu untuk beli rokok. ***