AMATRICE - Gempa bumi 6,2 SR menghancurkan Kota Amatrice di Italia, Rabu. Hingga Kamis (25/8) dini hari waktu setempat, jumlah korban tewas mencapai 159 orang. Jenazah para korban ditemukan dan dievakuasi dari reruntuhan bangunan yang hancur.

Selain sedikitnya 159 orang tewas, ratusan orang luka-luka. Puluhan orang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Kondisi Kota Amatrice benar-benar sangat mengerikan pasca gempa dahsyat tersebut.

Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menyatakan negaranya sangat bersedih atas gempa yang getarannya terasa hingga Ibu Kota Roma itu. "Jumlah korban tewas ini belum final," ujarnya seperti dilansirKantor berita Reuters.

Renzi berjanji dana darurat senilai 235 Juta Euro (setara Rp3,5 triliun) segera dikucurkan. Hal itu dia sampaikan setelah menemui perwakilan tim SAR serta sebagian korban selamat di Provinsi Rieti.

"Italia tahu cara menghadapi bencana seperti ini. Kami jamin tidak akan ada keluarga dan kota yang dibiarkan sendirian," kata PM Italia.

Amatrice merupakan salah satu kota kuno bersejarah di Negeri Pizza itu. Foto udara dari kantor berita AFP menunjukkan separuh lebih bangunan di kota rata dengan tanah. Gempat 6,2 skala richter ini selain menghancurkan Amatrice juga berdampak ke Accumoli dan Arquata del Tronto, di bagian tengah Italia.

Banyaknya populasi lansia di Kota Amatrice membuat jumlah korban tewas sangat mungkin bertambah. Salah satu korban selamat, Maria Gianni, beruntung bisa keluar sebelum rumahnya hancur. Dia tidak yakin keluarganya selamat.

"(Amatrice) adalah salah satu kota paling indah di Italia. Lihat sekarang tidak ada yang tersisa," ujarnya.

"Saya sudah hidup 65 tahun tapi belum pernah mengalami bencana semengerikan ini," kata Giancarlo, warga lansia yang setelah diselamatkan tim SAR hanya mengenakan celana dalam di pinggir jalan.

Juru bicara tim SAR, Andrea Gentili, menyatakan proses evakuasi terhambat karena kekurangan alat-alat. "Kami butuh gergaji, las, eskavator. Apapun, akan sangat membantu," ujarnya.

Paus Fransiskus, saat berkotbah di Basilika Santo Petrus, mengungkapkan duka cita mendalam atas bencana alam di Rieti. ***