PEKANBARU - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru melakukan monitoring ketersediaan dan harga pangan di pasar Limapuluh, Kota Pekanbaru. Monitoring ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di Pekanbaru.

Kepala Disketapang Kota Pekanbaru Elsyabrina mengatakan, hasil pantauan menunjukkan ketersediaan bahan pangan masih aman di Pekanbaru. Walaupun ada gangguan akses jalan dari arah Sumbar, namun proses distribusi bahan pangan juga masih lancar.

''Semua masih tercukupi. Walaupun ada proses perbaikan jalan di Sumbar, sebagai daerah penyuplai, namun untuk ketersediaan barang di Pekanbaru masih terpenuhi, karena juga ada pasokan dari daerah lain seperti Sumatera Utara dan pasokan lokal,'' ujarnya, Rabu (28/12/2022).

El mengakui bahwa saat ini, memang terjadi kenaikan terhadap harga sejumlah bahan kebutuhan harian rumah tangga, seperti bawang merah, telur juga ayam potong.

''Terjadi kenaikan seperti bawang merah, biasanya dingka Rp25-26.000 per kilogram tadi naik di angka Rp30.000 per kilogram. Telur juga naik, yang biasanya 1 papan isi 30 butir biasanya Rp50.000 tadi naik sampai Rp58.000 hingga Rp60.000,'' jelasnya.

Kemudian juga terjadi kenaikan harga daging ayam potong atau ayam ras, dimana harga per kilogram saat ini Rp35.000 dari sebelumnya berkisar Rp24.000 hingga Rp26.000 per kilogram.

Adapun harga daging sapi, sejauh ini masih stabil di angka Rp140.000 per kilogram.

Diakui Elsyabrina, dikarenakan lonjakan harga ini, menyebabkan baik pedagang maupun masyarakat hanya membeli kebutuhan pangan harian secara terbatas, hanya cukup untuk stok saja.

''Baik pedagang maupun masyarakat yang membeli memang agak mengeluhkan, karena dampak kenaikan harga ini, daya beli masyarakat juga mengalami penurunan. Jadi masyarakat tidak mau menyetok kebutuhan dalam jumlah banyak. Jadi membeli sesuai dengan kebutuhan hari ini atau beberapa hari saja, sembari berharap harga kebutuhan pangan keluarga ini bisa kembali stabil,'' ungkap dia.

''Kalau untuk ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat, sejauh ini aman,''imbuh Elsyabrina.

Djelaskan dia juga, bahwa saat ini, pemerintah memang memprioritaskan upaya untuk bagaimana menekan inflasi yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

''Sekarang kan setiap minggu ada rapat yang langsung dipimpin Bapak Menteri Dalam Negeri untuk menekan dampak inflasi yang menyebabkan menurunnya daya beli.Karena itulah, kita terus mengawasi dan melakukan koordinasi dengan dinas-dinas terkait lainnya untuk memastikan ketersediaan barang dan masyarakat mampu membelinya,'' ungkap dia.

Sementara itu, dari pantauan di lapangan, dalam dua hari terakhir, aktivitas berbelanja warga di pasar-pasar sepi.

Diperkirakan, menurunnya jumlah pembeli disebabkan sebagian dari warga saat ini juga pulang kampung untuk merayakan Natal dan Tahun Baru juga memasuki musim liburan sekolah. ***