PEKANBARU, GORIAU.COM - Badan Pusat Statistik menyatakan Kota Pekanbaru, Riau, mengalami inflasi sebesar 0,80 persen pada bulan Oktober 2013.

"Cabe merah menjadi penyumbang inflasi terbesar," kata Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad di Pekanbaru.

Ia mengatakan bahwa kelompok bahan makanan mengalami kenaikan 1,57 persen, makanan jadi 1,30 persen, kesehatan dan transportasi juga mengalami kenaikan masing-masing 0,43 persen dan 0,28 persen.

"Kelompok yang mengalami deflasi hanya sebesar 0,20 persen," katanya.

Ia mengatakan bahwa cabai merah menjadi komoditas yang memberi andil inflasi terbesar di Pekanbaru mencapai 0,53 persen.

Komoditas lainnya yang mengalami inflasi di antaranya kue basah 0,17 persen, beras 0,08 persen, mobil 0,05 persen, rokok putih 0,04 persen, dan sewa rumah 0,03 persen.

Komoditas yang menekan inflasi adalah bawang merah yang mengalami deflasi 0,19 persen, daging ayam ras 0,05 persen, emas perhiasan 0,02 persen, angkutan antarkota 0,02 persen, dan kentang serta daging sapi yang masing-masing turun 0,01 persen.

Harga cabai merah berdasarkan data BPS mengalami kenaikan paling tinggi 69,17 persen daripada harga pada bulan September lalu sehingga menjadi penyumbang terbesar inflasi Pekanbaru.

"Inflasi tahun kalender Kota Pekanbaru menjadi 7,94 persen dan inflasi 'year on year' 8,33 persen," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa Kota Dumai pada bulan Oktober juga mengalami inflasi sebesar 1,17 persen yang lebih tinggi daripada Pekanbaru. Laju inflasi kalender Kota Dumai mencapai 7,90 persen, sedangkan inflasi "yoy" 9,01 persen.

Ia menambahkan, dari 16 kota berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK) di Sumatra, sebanyak 15 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,25 persen, sedangkan inflasi terendah di Pangkal Pinang 0,14 persen. ***