MAMUJU - Seorang oknum anggota Brimob Polda Sulawesi Barat, menganiaya petugas penjaga pintu masuk ke objek wisata Salupajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Senin (20/1/2020).

Dikutip dari tribunnews.com, aksi penganiayaan itu bermula ketika anggota Brimob tersebut rombongan keluarganya berwisata ke lokasi wisata Salupajang. Setiba di pintu masuk lokasi wisata, petugas objek wisata memberikan karcis sebagai syarat masuk dan memintanya membayar Rp5 ribu per tiket.

Namun anggota Brimob tersebut menolak membayar, sehingga terjadi cekcok.

Salah seorang warga berinisial RN yang menyaksikan kejadian itu menerangkan, setelah enggan membayar oknum tersebut kemudian tiba-tiba beralasan ingin bertemu seseorang bernama Yuli.

''Jadi turun ini polisi untuk ketemu Ibu Yuli, yang tidak mau membayar karcis tadi. Tiba-tiba kembali naik ke atas untuk temui petugas, di situ polisi itu menggertak petugas wisata dengan menanyai, eh kau ada KTP-mu, ini wisata resmikah,'' ujar RN menirukan percakapan oknum Brimob tersebut kepada petugas wisata.

RN mengaku heran dengan oknum tersebut karena tiba-tiba bertindak brutal memukul petugas penjaga pintu objek wisata, Herman berkali-kali. Herman tak melawan saat dianiaya.

''Saat Pak Herman dipukuli, kami bilang jangan dipukul terus pak, kita juga merasakan, sekalian bunuh saja pak,'' kata RN.

Tindakan brutal oknum Brimob tersebut membuat para pengunjung di tempat wisata yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Polewali Mandar itu menjadi panik.

Para ibu-ibu penjual durian yang menyaksikan kejadian itu berteriak meminta tolong hingga terdengar di lokasi wisata Kali Biru.

Penjaga wisata Kali Biru, Thamrin yang mendengarkan keributan itu bergeser ke lokasi objek wisata Salupajang.

Ia berniat menghentikan aksi Brimob yang memukuli Herman. Tapi malah Thamrin ikut menjadi korban aksi brutal oknum Brimob, dia berdarah di bagian kepalanya.

''Dia cuma mau melerai, karena penjaga Salupajang sudah setengah mati dipukuli. Tidak melawan kasian itu petugas penajaga Salupajang. Jadi datang bapakku melerai, dia pegang itu Brimob kena kepalanya, sampai berdarah,'' katanya.

Dikatakan, warga sempat menahan mobil oknum Brimob itu untuk tidak meninggalkan lokasi setelah darah menetes ke wajah Thamrin. Tapi malah oknum Brimob tersebut menantang warga lain untuk maju berduel.

''Maju satu per satu, adakah yang mau nasibnya kayak ini bapak, sambil menunjuk bapakku. Sakit sekali hatiku masa dia bilang begitu banyak orang,'' katanya lagi, sambil menirukan kembali sikap oknum tersebut.

Lepas Tembakan

Bahkan dalam rekaman video yang diperolah Tribun-Timur.com, setelah kejadian tersebut sekelompok Brimob yang berseragam lengkap dan membawa senjata api datang di lokasi kejadian.

Parahnya bukan mendamaikan suasana, sekelompok Brimob berseragam lengkap tersebut malah menambah keributan, mereka masuk ke lokasi wisata lalu melepaskan tembakan senjata laras panjang hingga membuat para pengunjung wisata berlarian ketakutan, terutama wanita dan anak-anak.

''Jadi semua temannya datang dengan mobil, ada juga pake motor. Langsung turun dari mobil lompat-lompat menembak kayak power rangers saja. Dia menakut-nakuti warga. Tidak ada juga warga bawa senjata tajam. Lari semua ibu-ibu,'' katanya.

''Warga minta tidak usah menembak karena tidak ada teroris di sini. Warga juga tidak ada yang melawan. Mereka hanya minta agar Brimob yang memukul itu diproses. Justru orang di sini jadi korban, tidak ada orang melawan,'' tambahnya.

Sejumlah anggota Brimob tersebut lalu pergi usai membuat warga ketakutan karena melepaskan tembakan senjata laras panjang.

Termasuk oknum Brimob yang menganiaya warga ikut meninggalkan lokasi.***