PEKANBARU - Plh Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Suwignya Utama membeberkan strategi pendekatan dalam upaya melakukan rehabilitasi mangrove.

Strategi yang dilakukan BRGM dengan cara menerapkan pendekatan 3R, yaitu rewetting, revegetasi, dan revitalisasi ekonomi masyarakat. Kemudian melalui cara pendekatan startegis secara komprehensif dan mengenalkan 3M atau memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan.

"Jika ekosistem mangrove masih bagus, maka intervensinya kegiatannya adalah mempertahankan. Jika ekosistem mangrovenya dalam kategori sedang maka dilakukan kegiatan peningkatan melalui penanaman" kata Suwignya di Pekanbaru, Senin (26/12/2022).

Namun, lanjutnya apabila ekosistem mangrove sudah mengalami kerusakan, maka akan dilakukan pemulihan, dengan syarat penanaman secara intensif, sehingga keberadaan mangrove betul-betul bisa dipertahankan dan tidak dikonversi.

Dikatakan dia, selain melakukan pendekatan teknis 3M, BRGM juga menggunakan penguatan yang salah satunya melalui pendekatan kelembagaan.

"Terutama kelembagaan lisan, di mana dalam pendekatan kelembagaan itu, kita mulai dari penguatan kelembagaan pokoknya. Kemudian, kelembagaan desanya melalui penguatan BUMDes," ungkapnya.

Disampaikan dia, melalui penguatan aturan lokal desa dalam menjaga mangrove, antardesa harus saling bekerja sama serta mampu membangun kawasan desa mangrove di daerahnya.

"Salah satu faktor utama kerusakan lingkungan itu akar permasalahannya adalah perilaku kelembagaan dan perilaku kelembagaan itu berasal dari SDM," ujarnya.

"Oleh karena itu, kami BRGM juga menggunakan penguatan kapasitas SDM untuk masyarakat dengan pendekatan pembelajaran terkait rehabilitasi mangrove. Kita lakukan ke sekolah dan sosialisasi kepada masyarakat," sebutnya

Selain itu, kegiatan rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut juga dilakukan guna membantu generasi muda. Hal ini agar ke depan muncul kepeduliannya dalam menjaga lingkungan.

"Karena, mangrove ini tempat hidup kita dan anak cucu kita. Kami juga melakukan edukasi, salah satunya adalah bagaimana agar pembelajaran tentang melindungi mangrove itu terintegrasi dalam kurikulum lokal di tingkat Dinas Pendidikan provinsi, kabupaten/kota," jelasnya.

Ia berpesan, jangan sampai kerusakan ekosistem mangrove yang terjadi saat ini membuat generasi ke depan kehilangan kehidupannya. "Kita harus tetap bersemangat untuk saling bersinergi dan mensukseskan rehabilitasi mangrove di Riau ini," pesannya. ***