PEKANBARU - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Pekanbaru, baru-baru ini mengadakan rapat untuk membahas masalah kematian ikan yang terjadi di waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar. Setelah melakukan pengecekan di laboratorium, hasilnya menunjukkan bahwa kematian ikan tersebut diakibatkan oleh virus Koi Herpes (KHV).

"Berdasarkan hasil uji laboratorium dan rapat bersama Badan Karantina Ikan, disimpulkan bahwa kematian ikan-ikan tersebut diakibatkan oleh Koi Herpes Virus (KHV)," kata Kepala DKP Riau, Herman Mahmud, Senin (6/2/2023).

Namun, pihak DKP Riau saat ini juga sedang melakukan penelitian terhadap satu bakteri lain. Hasil uji bakteri tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, ikan mas keramba yang mati di waduk PLTA Koto Panjang sudah mencapai 150 ton. Data ini diterima dari kelompok tani setempat. Kematian ikan yang masif ini tentunya sangat memprihatinkan dan memerlukan solusi secepatnya untuk mencegah masalah yang sama terulang di masa depan.

Dengan hasil pengecekan laboratorium yang menunjukkan bahwa kematian ikan diwaduk PLTA Koto Panjang disebabkan oleh Koi Herpes Virus, pihak DKP Riau dan Badan Karantina Ikan dapat memfokuskan upaya mereka untuk mengatasi masalah tersebut dan memastikan kualitas air dan ikan yang ada di waduk tersebut selamat dikonsumsi. Kami berharap solusi yang ditemukan dapat membantu mencegah masalah kematian ikan di waduk PLTA Koto Panjang terulang di masa depan. ***