PEKANBARU - Pada pertengahan tahun 2023, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Riau telah mencapai Rp3,47 Triliun dengan jumlah debitur sebanyak 42.686. Angka ini terungkap dalam press release APBN Riau yang dilakukan oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Riau, Agnes Sediana, Kamis (27/7/2023).

"Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah debitur menurun 36,72%. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan regulasi KUR di awal tahun 2023 yang menerapkan suku bunga berjenjang," ungkap Agnes Sediana.

Dia menambahkan bahwa Kabupaten Kampar menjadi daerah dengan penyaluran dan jumlah debitur KUR terbanyak pada periode ini. Sementara itu, penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mencapai angka Rp82,64 Miliar untuk 16.839 debitur. Jumlah ini menurun 55,57% dibandingkan periode sebelumnya.

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan UMi, di antaranya persaingan dengan penyalur dan skema lain, margin yang agak tinggi, dan beberapa prinsip sebagian pelaku usaha yang tidak mau berhutang," jelas Agnes. "Namun, Kabupaten Rokan Hulu menjadi daerah dengan penyaluran UMi terbesar," tambahnya.

KUR adalah program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah yang ingin mengembangkan usaha kecil dan mikro. Program ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan perekonomian di tingkat lokal.

Sedangkan UMi adalah program pembiayaan yang ditargetkan untuk sektor usaha mikro yang memiliki skala sangat kecil, biasanya beroperasi di sektor informal dan memiliki akses terbatas ke pembiayaan dari lembaga keuangan formal. UMi bertujuan untuk memberikan dukungan dan akses keuangan kepada pelaku usaha mikro yang tidak bisa memenuhi syarat atau memiliki akses terbatas ke program KUR. ***