Saling ancam antara Korea Utara dan Amerika Serikatakhir-akhir ini membuat dunia khawatir jika perang nuklir benar-benar pecah.

Sejauh ini, memang Pyongyang dan Washington DC baru dalam level bertukar retorika tetapi jika perang benar-benar terjadi seberapa hancurkah dunia?

Saat ini di seluruh dunia diperkirakan terdapat 15.000 hulu ledak nuklir. Sebagian besar, atau kurang lebih 80 persennya, adalah milik Amerika Serikat dan Rusia.

Menurut Asosiasi Pengendalian Senjata, saat ini "hanya" 10.000 hulu ledak yang berstatus siap digunakan sedangkan sisanya sedang dihancurkan.

Di seluruh dunia baru lima negara yang mengakui kepemilikan senjata nuklir yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, dan Inggris.

Berdasar Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, kelima negara ini diizinkan memiliki persenjataan nuklir.

Namun, kelima negara ini tak boleh membangun hulu ledak baru atau menimbun persenjataan mematikan ini selamanya dan harus menghancurkannya di satu saat.

Masih ada empat negara lain yang diketahui memiliki senjata nukliryaitu India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.

Namun, keempat negara tersebut tak menandatangani konvensi pemusnahan senjata nuklir. Jika digabung, keempat negara ini diperkirakan memiliki 340 hulu ledak nuklir.

Hulu ledak nuklir yang ada saat ini sudah lebih dari cukup untuk membunuh jutaan manusia dan menghancurkan puluhan kota.

Menurut harian The Telegraph, jika digabung seluruh hulu ledak nuklir milik AS dan Rusia memiliki kekuatan 6.600 megaton.

Sebagai gambaran, bom atom Little Boy yang menghancurkan kota Hiroshima hanya berkekuatan 15 kiloton.

Artinya, dengan seluruh persenjataan nuklirnya Amerika Serikat danRusia bisa menghancurkan Hiroshima hingga 440.000 kali.

Menurut situs NukeMap, jika Amerika Serikat menjatuhkan bom terbesarnya B-83, maka sebanyak 1,4 juta orang akan tewas dalam 24 jam pertama.

Selain itu 3,7 juta orang akan terluka serta radiasi yang dihasilkan bom itu akan mencakup area dengan radius 13 kilometer.

Sementara jika Rusia menjatuhkan bom nuklir terbesarnya "Tsar Bomba" di kota New York maka dalam 24 jam pertama 7,6 juta orang tewas dan 4,2 juta lainnya terluka.

Sedangkan radiasinya bisa tersebar hingga hampir 8.000 kilometer dengan bantuan embusan angin berkecepatan 24 kilometer per jam dan langsung berdampak pada jutaan orang lagi.

Beruntung, persenjataan milik AS dan Rusia diatur berbagai perjanjian yang membatasi jumlah, jenis hulu ledak, dan sistem pertahanan yang dikembangkan.

Jika kedua negara, seperti beberapa kali disampaikan Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin, akan menambah jumlah persenjataan mereka maka kesepakatan kedua negara bisa rusak dan menyeret dunia ke Perang Dingin yang baru.