PEKANBARU, GORIAU.COM - Maskapai plat merah Garuda Indonesia menghentikan tiga rute penerbangan domestik di Kota Pekanbaru, Riau dan menghubungkan ibu kota provinsi tetangga seperti Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

''Tiga rute itu yakni Pekanbaru-Medan, Pekanbaru-Padang dan Pekanbaru-Batam. Sebelumnya Garuda setiap hari mengoperasikan pesawat pulang pergi dalam melayani penumpang di tiga rute itu,'' ujar pegawai Mandiri Tour and Travel Budi di Pekanbaru, akhir pekan.

Budi yang memiliki nama asli Muhammad Soleh mengatakan, untuk pertama kali dihentikan Garuda adalah rute Pekanbaru-Medan sekitar bulan Januari 2014 karena minimnya penumpang yang menaiki maskapai berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Disisi lain saat maskapai plat merah itu menghentikan rute tersebut, terdapat beberapa kompentitor atau pesaing satu rute yang sama seperti Lion Air dua kali dalam sehari, kemudian Airasia Indonesia dan Sriwijaya Air masing-masing satu kali dalam sehari.

Menyusul kemudian rute Pekanbaru-Batam yang harus bersaing dengan Lion Air dua kali sehari dan Sriwijaya serta Citilink masing-masing satu kali. Sedangkan rute Pekanbaru-Padang, maskapai itu merajai pasar karena hanya mereka yang bermain dengan penerbangan satu kali setiap hari.

''Untuk rute hanya mereka sendiri bermain saja, tidak bisa. Apalagi harus bermain pada rute gemuk seperti rute Pekanbaru-Medan, sudah pasti mereka kalah bersaing dari segi harga yang dijual ke calon kosumen,'' kata Soleh yang selalu tongkrongi Bandara Internasional Sultan Syari Kasim II Pekanbaru.

Seperti diketahui, untuk ketiga rute penerbangan tersebut Garuda mengoperasikan pesawat jenis Bombardier tipe CRJ 1000 Next Generation berkapasitas 96 tempat duduk, terdiri dari 12 kursi kelas bisnis dan 84 kursi kelas ekonomi.

''Harga tiket yang dijual Garuda cenderung tinggi, dibanding kompetitor untuk rute yang sama. Sementara pelayanan yang mereka berikan kepada penumpang relatif sama untuk penerbangan dibawah satu jam,'' ucapnya lagi.

Pengamat ekonomi Universitas Riau Edyanus Herman Halim menyatakan semakin banyak maskapai yang melayani penerbangan pada rute yang sama, maka akan semakin diuntungkan konsumen atau penumpang angkutan udara.

''Konsumen menjadi banyak pilihan untuk terbang pada rute yang sama. Kesejahteraan itu bertambah jika makin banyak pilihan,'' katanya.

Menurutnya, tidak mungkin satu maskapai penerbangan masuk ke dalam suatu rute yang sama kalau tidak melihat ada peluang untuk memperoleh pendapatan dan mampu bersaing dari sisi bisnis.

''Jika ada maskapai penerbangan yang tutup, maka itu risiko bisnis. Kalau anda tidak mau tutup, maka anda berikan pelayanan yang baik dengan harga yang terjangkau sehingga kesempatan orang untuk mendapat manfaat menjadi terbuka," jelasnya.

Tercatat pada 15 April 2013, Garuda Indonesia secara resmi mengumumkan telah menghidupkan kembali rute Pekanbaru-Padang pulang pergi setiap hari. Rute Pekanbaru-Medan pada 22 Juli 2013 setelah sebelumnya dibuka rute Pekanbaru-Batam. (ant)