YERUSALEM - Sentimen anti-Israel oleh jemaah muslim Masjid Al-Aqsa semakin kuat di tengah memanasnya ketegangan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel di kompleks situs suci itu. Para jemaah menegaskan bahwa Israel takk berhak atas kontrol Masjid Al-Aqsa karena statusnya penjajah atau yang menduduki tanah Palestina.

Para jemaah Palestina sejak Selasa kemarin kembali berbondong-bondong menuju pintu masuk kompleks Masjid al-Aqsa atau yang dikenal sebagai “Temple Mount”. Mereka salat di luar kompleks, meski detektor logam yang mereka protes sudah dilepas pasukan Israel.Mereka tetap menghendaki CCTV yang dipasang di kompleks situs suci juga dilepas oleh Israel. Pasukan polisi Israel tetap siaga di dekat para jemaah muslim yang salat. Ketika salat Duhur, sejumlah anak lelaki menyemprotkan air kepada jemaah yang rukuk dan sujud agar tetap khusyuk beribadah di bawah sengatan sinar matahari.”Tempat suci ini hanya untuk umat Islam saja, tidak ada orang lain,” kata Ayad al-Ayoubi, seorang penduduk muslim Quarter dan salah satu jemaah.”Orang-orang yang bertanggung jawab atas tempat ini adalah warga muslim, dan jika mereka (warga muslim) ingin melakukan perubahan, mereka dapat melakukannya, namun pemerintah Israel adalah pemerintah penjajah dan menurut hukum internasional mereka menduduki tanah ini dan mereka tidak memiliki hak untuk mengubah hal-hal ini di Yerusalem!”Ayoubi, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu (26/7/2017), menolak gagasan bahwa detektor logam dan kamera keamanan atau CCTV dirancang untuk meningkatkan keamanan, setelah dua polisi Israel tewas oleh serangan tiga pria Arab-Israel di kompleks situs suci.Dia berargumen bahwa seorang penyerang bisa saja menyerang dan membunuh personel polisi sebelum mereka sampai di gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa.”Adalah (alasan) politis untuk secara bertahap mengendalikan situs ini, namun mereka tidak memiliki hak untuk tinggal di tempat ini dan mengendalikan kami. Kami rakyat Palestina harus bebas, bukan di bawah pendudukan Israel,” katanya.Menurutnya, orang-orang Palestina hanya akan melanjutkan salat di Masjid Al-Aqsa setelah perangkat keamanan Israel dilepas.Kenan, jemaah lain dari Ras el-Amud, Yerusalem Timur, berpendapat serupa. Dia mengatakan bahwa meskipun detektor logam dan CCTV dilepas dari Gerbang Singa (Lions Gate), sensor dan kamera Israel yang berbeda tetap ada.”Ini tidak bisa diterima, kita harus bisa masuk masjid dengan bebas, tanpa pos pemeriksaan, kamera atau sensor, ini hanya tempat salat,” kata Kenan.”Menempatkan kamera di sana untuk mengendalikan Masjid Al-Aqsa, keamanan adalah alasan, tapi kontrol Masjid Al-Aqsa hanya untuk orang-orang Palestina,” lanjut dia.
”Orang Yahudi punya hak untuk berkunjung dengan damai seperti turis lain yang bekerja sama dengan kami, tapi tidak untuk beribadah.”