MENJELANG Imlek, Yung Leman tampak ikut-ikutan sibuk. Dia membersihkan pekarangan, merapikan susunan pot bunga di depan teras dan memasang beberapa lampion merah.

Udin Tengkak, sahabat karibnya, tak habis pikir melihat tingkah laku Yung Leman yang aneh. ''Kenapa pula kau ikut-ikutan sibuk menjelang Imlek ni, Yung?'' tanya Udin Tengkak heran.

''Ya iyalah, kita kan mau merayakan Imlek, walaupun kecil-kecilan,'' jawab Yung Leman santai sambil terus memasang lampion.

''Apa pula urusan kau dengan Imlek? Imlek itu kan tahun baru China, setau aku kau kan bukan orang China?'' Udin Tengkak semakin heran.

''Lah... itulah kau, tak tau kau rupanya, aku ni ada hubungan juga dengan China, walau sikit,'' kata Leman.

''Hubungan gimana? Dari bapak atau mak kau?'' tanya Udin.

''Bukan... tapi hape aku, buatan China.''***