SIMPANG EMPAT - Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pengasapan (fogging) di lokasi pengungsian gempa untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk demam berdarah (Aedes aegyptiaegypti).

Pengasapan itu dilakukan menyusul adanya hasil pemeriksaan dan survey Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan yang menemukan jentik nyamuk Aedes aegyptiaegypti di lokasi pengungsian.

"Sore ini kami melakukan fogging (pengasapan) untuk mengantisipasi demam berdarah menyusul adanya temuan dari tim BTKL," kata Kepala Bidang kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pasaman Barat Dewi Indriyani Djusair, di Simpang Empat, Rabu.

Tim dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan di sekeliling tenda pengungsian gempa yang ada di halaman kantor bupati serta rumah dinas bupati setempat.

selain itu juga melakukan penyemprotan desinfektan di lokasi tempat sampah dan parit yang ada di sekitar lokasi pengungsian.

Dewi mengatakan pihaknya akan terus memantau kondisi kesehatan para pengungsi secara berkala untuk mengidentifikasi temuan penyakit.

"Saat ini ada sejumlah pengungsi yang mengalami demam namun belum bisa diidentifikasi apakah itu demam biasa atau demam berdarah. Ini akan diperiksa," katanya.

Diketahui lokasi pengungsian di halaman kantor bupati dan rumah dinas Bupati Pasaman Barat adalah pusat pengungsian bagi warga yang terdampak gempa di Pasaman Barat.

Hingga saat ini ribuan warga masih bertahan di lokasi pengungsian dengan mengandalkan tenda-tenda darurat yang didirikan Satuan tugas Tanggap darurat Bencana Pasaman Barat.

Warga mengungsi karena rumahnya rusak diguncang oleh gempa bermagnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (25/2/2022).

Tidak hanya di Pasaman Barat, gempa yang mengguncang berdampak pada warga di Kabupaten Pasaman dan menelan korban jiwa.

Hingga Rabu (2/3) untuk wilayah Kabupaten Pasaman tercatat tujuh jiwa menjadi korban dari peristiwa gempa serta longsor pascagempa.

Dengan rincian empat di antaranya adalah perempuan yakni Fitri (4) Susi Susanti (26), Nian (74), dan Nuraya (75), sedangkan korban laki-laki adalah Amaik (17), serta dua korban dari kejadian longsor yakni Rodi (32), dan Suar (56).

Sementara untuk Kabupaten Pasaman Barat jumlah korban jiwa sebanyak enam orang, dengan rincian empat orang tertimpa, dan dua orang pascagempa. Satu relawan juga meninggal dunia saat turun ke Pasaman Barat. ***