JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat terinfeksi virus corona terus bertambah. Hingga Senin (2/3/2020) pagi, Covid-19 itu telah membunuh 3.008 orang di seluruh dunia.

Dikutip dari Sindonews.com berikut daftar korban tewas akibat virus corona hingga pagi ini sesuai data pada situs pelaporan online worldometers.info:

- China: 2.870 orang

- Kapal pesiar Diamond Princes: 7 orang (termasuk 1 korban meninggal terbaru)

- Korea Selatan: 21 orang (termasuk 4 korban meninggal terbaru)

- Jepang: 6 orang (termasuk 1 korban meninggal terbaru)

- Hong Kong: 2 orang

- Italia: 41 orang (termasuk 12 korban meninggal terbaru)Iran: 54 orang (termasuk 11 korban meninggal terbaru)

- Taiwan: 1 orang

- Prancis: 2 orang

- Filipina: 1 orang

- Amerika Serikat: 1 orang

- Australia: 1 orang

- Thailand: 1 orang

Sementara jumlah kasus infeksi Covid-19 secara global sebanyak 83.377 dengan jumlah terbanyak di China 79.828 kasus.

Di Korea Selatan terdapat 3.736 kasus, Italia 1.694 kasus, Iran 978 kasus, kapal pesiar Diamond Princess 705 kasus, Jepang 256 kasus, Prancis 130 kasus, Jerman 130 kasus, Singapura 106 kasus, Hong Kong 100 kasus, Spanyol 84 kasus, Amerika Serikat 74 kasus dan banyak negara dengan jumlah kasus yang bervariasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak semua negara untuk mempersiapkan diri merawat pasien yang sakit parah akibat Covid-19 dengan menimbun ventilator.

Badan kesehatan PBB itu menekankan dalam laporan situasi terbarunya tentang Covid-19 bahwa terapi oksigen adalah intervensi perawatan utama untuk pasien dengan Covid-19 yang parah.

''Semua negara harus bekerja untuk mengoptimalkan ketersediaan oksimeter denyut dan sistem oksigen medis,'' kata WHO dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

WHO mencatat bahwa virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China, itu rata-rata menyerang orang-orang berusia di atas 60 tahun dan orang-orang yang sudah melemah oleh penyakit lain.

WHO memperingatkan bahwa kematian di antara mereka yang menderita penyakit kritis telah dilaporkan lebih dari 50 persen. ''Intervensi perawatan kritis yang cepat seperti ventilasi pelindung paru harus dioptimalkan,'' kata WHO.***