PEKANBARU, GORIAU.COM - Pengadaan bus Trans Metro Pekanbaru dinilai sudah memenuhi prosedur dan pengoperasiannya sudah berjalan dengan baik. Bahkan saat ini Trans Metro Pekanbaru menjadi percontohan bagi Pemko lainnya di Indonesia.

Demikian ditegaskan Direktur Utama PD Pembangunan Pekanbaru Heri Susanto kepada GoRiau.com, Sabtu (31/5/2014). Ia mengatakan secara prosedur semua ketentuan sudah dilalui. Pengadaan tersebut juga sudah dilaksanakan proses lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

''Jadi tak benar kita tidak melaksanakan proses lelang. Mana berani kita tidak melakukan lelang,'' jelas Heri Susanto sambil menjelaskan bahwa untuk pengadaan 2013 dilaksanakan tujuh bulan sejak Juni. Hingga 20 Januari 2014 dan sudah memenuhi ketentuan, Begitu juga untuk 2014 juga sudah dilaksanakan tender.

Dikatakan, untuk pengadaan bus trans metro memang tidak banyak perusahaan spesialis memiliki kemampuan dan jumlah yang memadai utnuk pengadaan bus tersebut. ''Standarnya sudah jelas, jadi tidak banyak perusahaan yang ikut,'' ujar Heri.

Dikatakannya, pengadaan bus trans metro Pekanbaru juga sudah sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disampaikan kepada pemerintah dan sudah disetujui oleh Walikota Pekanbaru, Firdaus MT. Dan soal pemilihan sewa atau beli sudah dipertimbangan.

''Setelah dipertimbangkan, ternyata lebih baik sistem sewa dari pada beli, karena kalau beli akan menambah biaya maintanance. ''Tidak ada jaminan mobil baru tidak akan rusak. Kalau sewa kita sudah pertimbangkan keuntungannya baik maintanance hingga kalau kerusakan. Kalau mobil tak bisa dipakai, perusahaan pemenang harus segera mengganti dengan unit cadangan, jika tidak, akan dikenakan denda yang nilainya perhari sudah ditetapkan,'' jelas Heri.

Sementara itu untuk biaya subsidi yang sudah dianggarkan pemerintah, baru bisa diambil PD Pembangunan Kota Pekanbaru setelah adanya audit pertiga bulan oleh akuntan publik. ''Jadi uang subsidi baru dibayarkan Pemko setelah kita menyerahkan hasil audit pertiga bulan. Sebelum itu kita masih menggunakan dana sendiri,'' jelasnya.

Dikatakan, pengelolaan Trans Metro Pekanbaru dengan sistem sewa ini juga telah menjadi contoh oleh kota lain karena ternyata lebih murah dan efektif karena masyarakat terlayani dengan baik. ''Kota Medan misalnya sudah melakukan studi banding ke Pekanbaru. Kerugian sistem beli sudah dirasakan oleh Pelambang dimana hampir 69 unit bus mereka rusak dan 30 unit rusak parah, hal ini terjadi karena tingginya biaya perbaikan, kalau sudah rusak tentu yang dirugikan masyarakat,'' tutupnya. ***