PEKANBARU - Penyakit cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox yang dapat terjadi pada hewan tertentu termasuk manusia. Kasus ini baru saja ditemukan di Singapura dan dikhawatirkan dapat menular ke Indonesia mengingat letak geografis kedua negara ini berdekatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir memberikan pemahaman, bahwa cacar monyet berbeda dengan cacar air, yaitu berbeda dari sisi jenis virus dan cara penularannya.

"Gejala cacar monyet dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan rasa lelah yang diikuti oleh ruam yang membentuk lepuh dan kerak," kata Mimi di Pekanbaru, Rabu (15/5/2019).

Sedangkan waktu dari paparan hingga timbulnya gejala adalah sekitar 10 hari. "Durasi gejala biasanya dua sampai lima minggu," jelasnya.

Di samping itu, Mimi juga berbagi kiat hidup sehat untuk mencegah penularan penyakit tersebut, diantaranya dengan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun, hindari kontak dengan hewan dari Afrika, konsumsi makanan bergizi dan menghindari kontak dengan kasus penyakit tersebut.

"Mengingat kasus monkeypox sudah diisolasi dan karantina ketat di Singapura, maka kemungkinan penyebaran penyakit ini kecil. Akan tetapi, kita perlu waspada," imbuhnya.

Sebagai salah satu daerah yang berdekatan dengan Singapura, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pun telah melakukan beberapa langkah-langkah antisipasi. Seperti mulai mengawasi jalur kedatangan penumpang yang berasal dari Singapura dan Batam ke Pekanbaru, baik yang melalui jalur udara maupun laut.

Untuk pengawasan di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru sendiri telah melaksanakan pengawasan terhadap penumpang sejak tiga hari yang lalu, yaitu pada hari Minggu, (12/5/2019). ***