SELATPANJANG - Camat Rangsang Barat, Juwita Ratna Sari ikut berjibaku membantu melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi diwilayahnya.

Meski seorang wanita, camat yang biasa dikenal Ratna ini tetap terlihat semangat menerobos masuk ke dalam hutan untuk ikut berjibaku padamkan api yang melanda wilayahnya yang merupakan kawasan perkebunan karet dan vegetasi semak belukar, tepatnya di Dusun 1 Desa Sungai Cina, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti.

Walaupun saat ini api sudah terlihat padam, namun para petugas tim gabungan yang terdiri dari pihak Pemerintah Kecamatan, BPBD, TNI Polri dan masyarakat maupun organisasi kepemudaan tetap melakukan pengawasan dan pemantauan di lokasi tersebut.

Pada saat pemadaman karhutla, Juwita tak gentar dan kerap memegang nozzle di depan berhadapan langsung dengan kobaran api ikut serta dalam proses pemadaman.

Walaupun banyak hal teknis yang tidak bisa dilakukannya di lapangan karena keterbatasan fisik dan kemampuan, namun dorongan untuk terjun langsung membantu proses pemadaman itu bersifat naluriah bagi Juwita.

Meskipun seorang wanita, jabatan camat yang melekat pada dirinya membuat ia merasa terpanggil untuk selalu hadir di lapangan untuk ikut serta dalam melakukan pemadaman. Bahkan hingga malam hari.

Di tengah aktivitas yang terbilang ekstrim itu, terkadang ada selipan senda gurau dan canda yang dilontarkan oleh camat wanita ini yang dimaksudkan menjadi penyemangat bagi para anggota tim lainnya dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan.

"Kami memang sudah terlalu lelah di lapangan, tinggal semangat saja yang membuat kami kuat. Untuk mengusir penat, terkadang kami bercanda bersama anggota di lapangan," ujarnya.

Dikatakan, walaupun tidak banyak membantu dalam upaya penanganan Karhutla, kepedulian seluruh unsur dan pihak sangat diperlukan.

"Memang tidak banyak yang bisa saya lakukan, namun semangat dari teman-teman di lapangan membuat saya terpanggil melakukan hal ini. Bahkan sampai malam pun saya masih bersama tim di lokasi kebakaran," ungkap Juwita.

Dikatakan Juwita, dirinya sudah beberapa hari berada di lokasi kebakaran tersebut, namun tidak serta merta melakukan tugas yang menggunakan fisik dan menguras keringat, melainkan ada hal lain yang juga perlu dilakukan koordinasi terkait proses pemadaman.

"Selain melakukan pemadaman, saya juga perlu melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait termasuk memenuhi segala kebutuhan yang berada di lapangan. Termasuk mengakomodir kebutuhan mendesak yang dibutuhkan sewaktu-waktu. Seperti contoh, saya kemarin mengakomodir peminjaman alat pemadam, karena alat yang dipakai mengalami kerusakan," ujarnya.

Diungkapkan Juwita, saat ini kendala terberat yang mereka alami saat ini adalah sumber air yang minim dan terbatas. Hal itu membuat tim harus mengeluarkan tenaga lebih, selain melakukan pemadaman, mereka juga harus menggali sumur untuk persediaan air.

Karena sumber air dari sumur yang digali juga mengalami kekeringan, Juwita mengatakan jika pihak yang berada di lapangan terpaksa menggunakan air laut yang jaraknya hampir 1 kilometer.

"Saat ini api sudah dapat dikendalikan dan sedang dilakukan proses pendinginan, namun karena vegetasi semak terdiri dari daun yang kering, berkemungkinan apinya bisa menyala kembali," kata Juwita.

Camat Rangsang Barat itu juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan terjadi kebakaran, terlebih lagi musim kemarau seperti saat ini.

"Memasuki musim kemarau ini mengakibatkan lahan dan hutan menjadi kering ditambah angin cukup kencang sehingga, rawan terjadi kebakaran. Maka dari itu, siapapun warga diharapkan agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan," pungkasnya.***