DENPASAR, GORIAU.COM - Setelah polisi menetapkan Margriet Christina Megawe sebagai tersangka utama kasus pembunuhan anak angkatnya, Angeline, para tetangganya di Lingkungan Kebonkuri, Kelurahan Kesiman, Denpasar, geram. Warga setempat berharap pengadilan menghukum mati perempuan 60 tahun tersebut.

Wahidah, 46 tahun, salah seorang tetangga Margriet, tidak menyangka bahwa ibu paruh baya itu menjadi tersangka utama. Karena saat Angeline dikabarkan hilang, Margriet terlihat sangat terpukul. "Dia nangis-nangis saat tanya saya," tutur Wahidah saat ditemui Tempo, Jumat, 10 Juli 2015.

Saat itu, Sabtu, 16 Mei 2015, Margriet mendatangi warung Wahidah yang berada tepat di samping rumah janda tersebut di  Jalan Sedap Malam 26,  Denpasar Timur.  Wahidah masih ingat Margriet datang ke warungya pukul 16.00 WITA. "Dia tanya, lihat Angeline nggak? Saya jawab tidak," ujarnya.

Margriet lalu mengatakan bahwa sejak pukul 15.00 WITA Angeline hilang dari rumahnya. Padahal pada berita acara pemeriksaan (BAP) penyidik,  Margriet menjelaskan bahwa Angeline hilang sejak pukul 13.00 WITA. "Pada saya, Margriet bilang Angeline hilang jam 3 sore," ujar Wahidah.

Esoknya Margriet kembali mendatangi warung Wahidah untuk mencari Angeline. Saat itu Margriet bercerita ke Wahidah bahwa dia sudah melaporkan hilangnya Angeline ke polisi. Margriet kemudian menelepon seorang penjual tabung gas langganannya. "Dia menuduh tukang gas yang bawa Angeline, tapi dibantah oleh tukang gas itu," ucap Wahidah.

Pada saat acara napak tilas yang diselenggarakan keluarga Margriet, Polda Bali, Polresta Denpasar, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Perlindungan Anak Bali, dan Safe Childhoods Foundation, Wahidah  tidak melihat kesedihan di raut Margriet. Ketika itu, 3 Juni 2015,  Margriet malah sering menebar senyuman.

Setelah rekayasa hilangnya Angeline terkuak, warga sekitar terkejut sekaligus geram. Karena saat Angeline dikatakan hilang, Margriet tampak sedih. "Tapi ternyata sekarang dia jadi tersangka pembunuh anaknya sendiri. Hukuman mati pantas untuk dia," tuturnya.

Dia juga berharap polisi menyelidiki keterlibatan dua anak Margriet, Yvonne dan Christine. Wahidah curiga Yvonne dan Christine mengetahui apa yang terjadi di dalam rumah ibunya.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Denpasar Ni Nyoman Masni  mengatakan sejak awal sudah curiga terhadap informasi soal hilangnya Angeline. Sebab dalam beberapa kasus anak hilang, kata dia, waktunya tidak selama itu. "Karena itu sejak 23 Mei kita mulai koordinasi dengan Polsek Denpasar Timur," kata dia.

Nyoman Masni mengaku sempat menanyakan hilangnya Angeline kepada tiga ahli supranatural. Jawaban mereka sama, Angeline masih di dalam rumah. Meski demikian dia enggan menduga-duga apakah anak-anak Margriet terlibat dalam pembunuhan keji tersebut.  "Tapi masak keluarga lain tidak ada yang tahu?" ujarnya.***