DENPASAR, GORIAU.COM - Keterangan yang disampaikan Margriet Christina Megawe kepada polisi atas hilangnya anak angkatnya, Angeline pada 16 Mei 2015 lalu dianggap melenceng dari selebaran kronologis yang beredar di masyarakat dan sosial media. Kini polisi telah menetapkan Margriet sebagai tersangka utama pembunuh Angeline.

"Bahkan, selebaran di sosial media itu sudah dibuat lebih dulu sebelum Margriet melapor kehilangan Angeline ke polisi," kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA), Siti Sapurah atau biasa disapa Ipung kepada Tempo, Minggu 28 Juni 2015.

Ipung pertama kali melihat selebaran itu sudah ada di beranda akun facebook-nya sejak 16 Mei 2015 sekitar pukul 17.00 WITA. Saat itu, seorang rekan kerjanya mentautkan selebaran hilangnya Angeline. Pada waktu yang sama, selebaran hilangnya Angeline juga tersebar di sejumlah tempat di Denpasar, Bali. Menurut Ipung, kronologis yang tertulis di dalam selebaran tidak sesuai dengan keterangan Margriet di dalam Berita Acara Pemeriksaan polisi.

"Terakhir terlihat menggunakan t-shirt biru panjang, sandal jepit kuning dan rambut panjang dikepang," tulis The Safe Child Hoods Foundation mendeskripsikan sosok  Angeline melalui selebarannya.

"Angeline terlihat terakhir bermain di halaman rumahnya dan ibunya sedang di dalam. Saat ibunya pergi mencarinya di luar, Angeline telah menghilang. Bergabunglah bersama kami dalam pencarian anak ini. Angeline sangat kurus dengan rambut yang panjang," tulis kronologis dalam selebaran.

Ipung meragukan kronologis hilangnya Angeline beberapa hari setelahnya. Musababnya, selebaran itu ternyata dibuat sejak pukul 17.00 WITA, tapi Margriet baru melaporkan ke polisi pada pukul 22.00 WITA.

"Logikanya, orang tua kehilangan anak kan lapor polisi dulu. Ini sudah ada selebaran  hilang di Facebook," ujar Ipung. Kecurigaan ini semakin beralasan ketika keterangan Margriet melenceng dari kronologis yang tertera di dalam selebaran kehilangan.

Melalui kuasa hukumnya Dian Pongkor, Margriet membeberkan keterangan bahwa kejadian pembunuhan berlangsung sekitar pukul 13.00 WITA. Saat itu Margriet berada di dalam kamar. Margriet sedang menonton televisi dan akan menyantap mi.

Sebelumnya, Margriet melihat Angeline sedang merogoh tas-nya. Saat ditanya oleh Margriet, Angeline menjawab sedang mencari pensil karena Agustinus Tai ingin meminjam. Setelah itu Margriet tidak pernah lagi menjumpai Angeline.

Beberapa saat setelah kejadian itu, Margriet memanggil-manggil Angeline karena terjadi keributan di kandang ayam. Margriet meminta Angeline untuk memeriksa kandang ayam.

"Agus mendengar Margriet manggil Angeline. Kemudian dia buru-buru mengambil sprei untuk menutupi mayat Angeline dan diletakkan di lemari," ucap dia. Sekitar setengah jam ditunggu Angeline tidak muncul, Margriet keluar kamar dan bertanya ke Agus.

Saat itu Agus sudah berdiri di depan kamarnya sendiri. Agus menjawab setelah  memberikan pensil ke Agus, Angeline sudah kembali. "Agus menjawab tidak tahu  Angeline pergi ke mana," kata Dian menirukan keterangan kliennya.

Karena tidak menemukan Angeline, Margriet mencari ke rumah tetangganya. Baik di tetangga kanan, kiri, penjual nasi campur, hingga kepala lingkungan Kebonkuri. Saat itu Margriet terus melakukan pencarian hingga larut malam dan kemudian melaporkan kehilangan ke Polda Bali.

"Setelah sepi, Agus mengubur mayat Angeline pukul 20.00 WITA," kata Dian. "Jadi  tidak benar kalau jam 19.00 WITA Margriet tidur, karena dia mencari Angeline sampai larut."

Keterangan inilah yang menurut Ipung tidak masuk akal. Bagi Ipung, koherensi antara kronologis di selebaran dengan kronologis yang disampaikan dalam keterangan Margriet ke polisi sudah berbeda jauh. "Dari mana Angeline itu bisa keluar dan bermain di halaman rumah karena pagarnya dikunci?" tutur Ipung.***