PEKANBARU – Anggota Komisi II DPRD Riau, Manahara Napitupulu, meminta pemerintah pusat memberikan keadilan antara perkebunan milik masyarakat yang sifatnya perseorangan dengan milik korporasi.

Dikatakan Politisi Demokrat ini, cita-cita dibentuknya negara ini adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum, dan itu juga dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa apa yang ada di Indonesia harus ditujukan kepada kemakmuran rakyat.

Jika bicara dalam konteks perkebunan, Manahara belum melihat ada keadilan antara kebun milik masyarakat dengan perusahaan, dimana tidak ada perbedaan perlakuan.

Padahal, lanjutnya, kebun milik perusahaan yang diberikan kepada pengusaha dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU) juga merupakan hak masyarakat, dan itu harusnya bisa berdampak pada masyarakat.

"Masyarakat itu kan kalau punya kebun dia legalitasnya Surat Hak Milik (SHM), kalau perusahaan itu Hak Guna Usaha (HGU). HGU adalah kekayaan rakyat Indonesia yang dikuasakan negara ke perusahaan, sama seperti rakyat yang memberikan kuasa ke pemerintahnya," ujar Manahara, Rabu (11/5/2022).

Ketidakadilan ini semakin terasa saat pemerintah memperlakukan kebijakan menghentikan ekspor komoditas sawit ke luar negeri. Akibatnya, para harga sawit mengalami penurunan.

Manahara memahami bahwa keputusan pemerintah mencabut izin ekspor itu karena harga minyak goreng yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia mengalami kenaikan harga.

"Tapi yang merasakan dampak kenaikan harga minyak ini kan semua pihak, termasuk petani yang cuma kebun 1-2 hektar saja," tambahnya.

Mestinya, sambung Legislator Dapil Inhu-Kuansing ini, setiap perusahaan kebun sawit harus memiliki tanggungjawab dalam mensuplai kebutuhan bahan pokok yang merupakan turunan dari sawit, terutama minyak goreng.

"Entah 10 persen dari luasan kebun sawit atau harganya lebih murah, itu teknis pemerintah lah yang mengatur. Karena perusahaan ini sudahlah punya kebun inti, punya pabrik juga, jadi kewajiban mereka memenuhi stok dalam negeri tak akan membuat rugi, hanya mengurangi keuntungan saja," tutupnya. ***