JAKARTA - Tuduhan penipuan membuat sejumlah masjid kini tak lagi berani mengundang Yusuf Mansur untuk berceramah. Merasa jadi korban hoax, Ustaz Yusuf Mansur berencana melapor ke polisi.

Saat ini, Yusuf Mansur tengah menyiapkan bukti-bukti untuk bahan yang akan dibawa saat melapor ke polisi. Sejumlah orang yang selama ini menuduh Yusuf Mansur penipu, akan diseret ke ranah hukum.

Kenapa Yusuf Mansur lapor polisi?

Dalam jawaban yang dikirim ke awak media, alasan Yusuf Mansur lapor polisi dijelaskan secara lengkap. Yusuf Mansur mengaku selama ini dirinya diam dan mengalah karena berharap para haters berhenti dan tidak lagi membuat hoax, memfitnah, atau menyebarkan berita-berita atau informasi bohong.

Tetapi, Yusuf Mansur diam, para pembencinya tetap menyebarkan informasi yang menuduh Yusuf Mansur penipu dan lain-lain. "Selama ini saya diem, ngalah, saya pikir diem, bagus, ternyata ya gini," kata Yusuf Mansur saat menjawab pertanyaan awak media.

"Bismillah, sekarang saya akan lapor polisi."

Jawaban Yusuf Mansur itu diberikan dalam bentuk rekaman. Menurut Yusuf Mansur, klarifikasi yang ia lakukan ada dua cara. Pertama melalui lembaga-lembaga atau institusi pembuat aturan.

Sejumlah perusahaan bisnis yang ia bangun, kini sudah dilengkapi persyaratan administrasi seperti dari Kementerian Perdagangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Klarifikasi kedua adalah melalui jalur hukum. Yusuf Mansur mengaku telah berkali-kali mendapat panggil polisi terkait laporan sejumlah orang terhadap dirinya. "Jadi kalau saya dipanggil polisi, kan mereka lapor di mana-mana, saya datang. Saya di-BAP. Alhamdulillah kasusnya SP3 terus, bukan karena saya dekat dengan siapa-siapa, tapi karena nggak bener (laporan itu)," ujar Yusuf Mansur.

Tetapi, kata Yusuf Mansur, ghihab, hoax, dan fitnah terhadap dirinya terus saja dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dengan menggunakan berbagai media dan cara.

Ada yang menulis buku berisi khusus tentang dugaan penipuan Yusuf Mansur, ada yang memberitakan lewat media online, ada juga yang menulis komentar-komentar menyerang lewat media sosial.

Akibat perbuatan mereka itu, banyak umat yang kini termakan hoax tersebut, kata Yusuf Mansur. Dia kini seperti dimusuhi oleh pengurus-pengurus masjid.

Mereka tak berani lagi mengundang Yusuf Mansur ceramah karena khawatir jemaah masjid itu akan menjadi korban penipuan.

"Sekarang masjid-masjid jadi kayak musuhin saya. Kasihan temen-temen yang masih ke saya. Misal panitia pembangunan masjid, ngundang saya jadi ditentang gitu. Takut masjidnya jadi ajang penipuan saya, nanti jemaahnya jadi korban penipuan saya. Astagfhrirullah. kayak gitu," katanya.

Serangan, kata Yusuf Mansur, tak hanya terhadap dirinya tetapi juga kepada santri atau wali santri. "Semua yang berpihak sama saya jadi diserang sama orang-orang yang termakan berita. Itu jadi pertimbangan saya. Kalau nama sih nggak lah. Ini harus diselamatin, kasihan jemaah. Mereka ikut diserang, ikut dipukulin. Itu yang jadi pertimbangan saya kenapa melaporkan balik," kata Yusuf Mansur.

Alasan lain dia lapor ke polisi adalah demi perjuangan ekonomi umat. Bisnis yang sudah diurus segala persyaratannya, bisa terpengaruh oleh fitnah-fitnah tersebut. "Perjuangan ekonomi umat jadi masalah, tantangan di bawah berat, semua hal dianggap bener," katanya.

Selain itu, program rumah tahfiz Quran yang selama ini ia kembangkan ke desa-desa, juga terganggu. "Tahfiz Quran karena dianggapnya kedok, hanya basa basi saya, kan nggak benar. Ini Quran lho. Kita mau bangun tahfiz Quran seluruh desa, tapi penolakan terjadi karena berita hoax," ujarnya.

Dan yang dilaporkan ke polisi, kata Yusuf Mansur, bukan hanya mereka yang menyerang saja, tetapi juga akun-akun di medsos yang menyebarkan tuduhan itu dan mempropvokasi orang lain.

"Kita kejar juga mereka biar jadi pelajaran. Jangan senang kalau ada orang yang dituduh, jangan senang kalau ada orang yang kemudian dipermasalahkan," ujarnya.

Dia menambahkan, "dua voice note saya silakan saja angkat ke permukaan, sebagai woro-wowo bahwa saya Insyaallah akan lapor ke polisi semuanya.***