JAKARTA - Sebelum tewas ditembak suaminya, dr Helmi, Kamis (9/11), dr Letty Sultri, sudah rutin menjadi korban kekerasan dari Helmi. Perlakuan buruk Helmi terhadap Letty sudah berlangsung sejak mereka menikah lima tahun lalu.

Selama lima tahun hidup bersama Helmi, Letty hanya menjadi bulan-bulanan kekerasan Helmi. Seperti orang di bawah alam sadar, Helmi juga berulang kali ingin menghabiskan nyawa sang istri.

Lewat pengakuan Afifi, kakak kandung almarhum dr Letty, terbongkar kisah cinta mereka. Menurutnya Letty dan Helmi kenal pertama kali di akun media sosial Facebook.

''Jadi begini, adik saya itu sekitar 5 tahun lalu kenalan dari Facebook,'' ungkap Afifi di rumah duka jalan Sunan Ampel no 8, Rawa Mangun, Jakarta Timur, Jumat (10/11).

Afifi sempat bertemu dengan Dokter Helmi. Saat itu, tak sedikit pun dirinya menaruh curiga pada sosok pria asal Bengkulu tersebut.

''Saya sempet ke Jakarta ngobrol-ngobrol. Orangnya biasa aja kayak kita gini ngobrol-ngobrol biasa gimana si. Enggak lama akhirnya menikah, saya sebagai wali karena ayah saya sudah meninggal,'' katanya menceritakan.

Setelah perkenalan singkat, keduanya memutuskan menikah. Setelah Dokter Letty menikah, keluarga jarang berkomunikasi. Namun kabar yang didengar dari tetangga, keduanya beberapa kali terdengar cekcok.

''Setiap ditanya sama ibu atau kakak kenapa tangan biru? Jatuh katanya. Tapi kejadian itu terus berlangsung,'' katanya.

Letty sendiri tak pernah banyak bercerita soal rumah tangganya. Namun sejak saat itu, pihak keluarga yang sudah menaruh curiga ada yang tak beres dengan kehidupan rumah tangga Letty dan Helmi.

Apalagi diketahui Helmi ternyata tidak bekerja meskipun pernah menjadi dokter. Padahal, Helmi seorang dokter lulusan kampus swasta ternama di Jakarta.

''Saya terus terang kalau saya jujur orang ini tidak bekerja. Dokter tapi tidak bekerja, tidak memberikan nafkah. Dulunya awal menikah, bekerja di klinik kecantikan kemudian keluar, habis itu enggak tahu keluar, enggak kerja lagi. Setiap diberi pekerjaan oleh almarhumah, tidak bertahan lama,'' ungkap Afifi.

Dikarenakan tak punya pekerjaan, lanjut Afifi, Helmi sering menghabiskan waktu di rumah dengan bermain game. Jika tak ada uang, dia memilih meminta pada Letty.

''Awalnya (tingkah laku Helmi) bagus. Sempat sebelum dia nikah tuh kita lihat ijazahnya benar dia sarjana dokter apa engga. Iya (lulusan kedokteran),'' katanya.

Tentu tak ada istri yang tahan dengan perilaku suami macam itu. Apalagi sampai ada kekerasan dalam rumah tangga.

Diceritakan Afifi pula, adiknya bahkan sempat akan dibakar Helmi. Helmi berniat membakar dr Letty menggunakan potongan kain yang dimasukan ke dalam bensin lalu dilemparnya ke arah ranjang Letty tidur.

''Si Helmi ini dia ambil korek api dimasukan potongan kain. Nah dimasukan ke dalam bensin dilempar ke adek saya lagi tidur di ranjang,'' beber Afifi.

Beruntung niat buruk Helmi tak terjadi. Helmi diketahui sering berperilaku kasar dengan melempar handphone milik almarhumah ke arah kepala korban. Mendapatkan perlakuan yang tak pantas, Letty sempat panik sampai akhirnya melompat dan keluar dari kamar untuk menyelamatkan diri.

''Saya dengar handphone adek saya itu sampai hancur dilempar apa dipukul ke kepala. Akhirnya karena dia merasa cemas dia lompat ke jendela. Keluar langsung turun lari ke jalan,'' lanjutnya bercerita.

Saat itu, Helmi sempat mengejar dan menyeret dr Letty di jalan lantaran dirinya kabur dan keluar dari kamar melalui jendela. Letty pun berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

''Si Helmi ini mukul terus diseret (Letty). Sampe minta tolong, itu pak RT sana juga enggak bisa bantu kan ini masalah KDRT. Jadi sampe pak RT bawa lah adek saya ke rumah sakit sama Helmi. Dibawa si Letty di visum,'' kenang Afifi soal kejadian yang dialami adiknya.

Kepala Letty juga pernah dilempar dengan ponsel. Deretan kekerasan yang dialami akhirnya menguatkan Letty untuk menggugat cerai Helmi. Namun Helmi menolak dicerai. Dia berusaha meminta bantuan adek Letty bernama Ferry untuk mendamaikan rumah tangga mereka.

Tiga bulan sebelum kejadian, Ferry mendapat pesan lewat aplikasi WhatsApp dari Helmi. Tepatnya tanggal 14 Agustus 2017. Di pesan tersebut, Helmi menyatakan permohonan maafnya kepada keluarga dr Letty dan mengaku sedang frustasi. Helmi juga memohon bantuan kepada Ferry untuk mendamaikan dirinya dan Letty.

''Ini dia sempet hubungin saya udah lama dia WhatsApp saya mau ngasi uang 15 juta. Mau ngasi saya 15 juta mau ngerayu itu,'' ucap Ferry.

Atas semua kejahatan yang dilakukan Helmi pada Letty, keluarga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya. Helmi yang telah menyerahkan diri usai menembak Letty kin menjalani ditahan Mapolda Metro Jaya.

Saat ditanya para wartawan apakah menyesal menghabisi nyawa istrinya, pelaku cuma menjawab reinkarnasi.

''Reinkarnasi,'' katanya di Polda Metro Jaya, Jumat (10/11).

Namun dia tak menjelaskannya lebih detail makna reinkarnasi. ''Perintah,'' katanya.

Dari pemeriksaan itu pula diketahui, jejak kriminal Helmi ternyata bukan kali ini saja terjadi. Dia pernah memperkosa seorang karyawati salah satu klinik di Jakarta Timur. Korban merupakan rekan satu kerjanya.

''Tapi korban tidak melapor ke kepolisian,'' ditambahkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana.

Hal itu yang membuat pengelola klinik memecat Helmi lantaran tindakan asusila terhadap perempuan tersebut.***