PEKANBARU - Anggota DPRD Provinsi Riau Dapil Rokan Hilir, Karmila Sari mengatakan saat ini ada banyak persoalan yang masih menjadi keluhan masyarakat di Rokan Hilir, mulai dari bidang infrastruktur, ekonomi hingga peluang kerja.

Di daerah seperti Pekaitan dan Bagan, kata Karmila, masyarakat mengeluhkan persoalan banjir baik yang bersumber dari sungai maupun dari laut. Namun, pemerintah memiliki keterbatasan dalam membantu pembangunan.

"Kalau berharap dari kabupaten Rohil, APBD nya menurun, dulu sempat di angka Rp 2,9 T lebih, sekarang hanya tersisa Rp 1 T, begitu juga APBD Provinsi dari 10,4 T sekarang menjadi 9 T. Jadi, memang solusinya meminta bantuan, bekerjasama dengan pemerintah di tingkat kabupaten dan provinsi," kata Karmila saat ditanya hasil reses di Dapilnya, Rabu (1/9/2021).

Bantuan dari provinsi ini, ujar Karmila, adalah permintaan peminjaman alat berat amphibi melalui UPT Dinas PUPR yang ada di Rokan Hilir. Begitu juga alat berat amphibi dari Dinas PU Kabupaten Rohil.

Normalisasi ini, lanjutnya, bersifat mendesak karena saat ini dalam kondisi musim hujan. Sehingga diperlukan normalisasi sungai juga parit-parit yang ada di lingkungan desa.

Tak hanya dalam segi penanganan saja, Karmila juga membuat perlombaan di salah satu desa di Bagan yang bertajuk 'Rumah Hijau', dimana dia mengajak masyarakat dikoordinasi karang taruna, agar rumah bersih dari sampah dan perkarangan dipenuhi tanaman.

"Kita juga buat perlombaan di daerah Bagan Barat, rumah warga disana harus bersih dari sampah dan dihiasi oleh bunga-bunga, nanti Bulan Desember kita beri penilaian dan penyerahan hadiah bagi para juara," terangnya.

"Kebersihan dan penghijauan dimulai dari rumah sendiri. Ini maksudnya untuk membiasakan masyarakat agar bersih dan menjaga penghijauan lingkungannya," ungkapnya.

Kemudian, saat ini banyak anak-anak muda lulusan sarjana maupun SMA yang berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan, dan harapan terbesar mereka adalah bisa bekerja di Blok Rokan yang baru saja beralih dari Chevron ke Pertamina.

Lebih jauh, masyarakat juga mempertanyakan terkait bantuan sosial yang baru diterima satu kali. Karmila menjelaskan, saat ini, dari total 60.000 orang penerima bantuan, yang valid hanya 15.000 orang. Sehingga penyaluran agak terganggu.

Selain itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Riau ini juga menerima aspirasi, dimana ada banyak desa-desa yang meminta bibit buah, pohon, ikan dan ternak untuk tambahan pendapatan masyarakat.

"Mereka ingin tetap produktif meski saat ini pandemi. Kemudian disana juga ada bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di Bagan Pesisir dan Pematang Sikek yang pembangunan irigasinya tidak fungsional, airnya tidak mengalir ke persawahan, jadi sia-sia pembangunannya, karena sudah salah dari awal pembangunan," ujarnya.

Di bidang infrastruktur jalan, masyarakat Rohil masih kesulitan dalam akses transportasi mengangkut hasil panen sawitnya karena jalan yang rusak. Tak hanya sawit, akses jalan rusak juga menyulitkan akses distribusi hasil panen padi.

Karmila mendesak supaya segera dilakukan fungsionalisasi jalan produksi dan jalan strategis lainnya. "Kalau jalan seperti Pujud-Mahato dan Pekaitan - Kubu itu harus segera diperbaiki, karena ini merupakan jalan utama. Tapi kita juga menekankan supaya truk yang lewat, jangan lagi melebihi kapasitas jalan, ini memang perlu sinkronisasi antar pihak agar jalan tidak cepat rusak," tutupnya. ***