JAKARTA - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) terus menjalin kerja sama dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Lembaga non-pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari ini membuka peluang kolaborasi peningkatan prestasi olahraga dengan Tajikistan.

Pintu kerja sama tersebut dibuka Okto, sapaan karib Raja Sapta, melalui diplomasi internasional di bidang olahraga dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Tajikistan dan Federasi Balap Sepeda Tajikistan. Okto datang ke Tajikistan didampingi Komite Eksekutif Jadi Rajagukguk, Wakil Sekretaris Jenderal Daniel Loy, dan Hubungan Internasional NOC Indonesia Lilla Horvarth.

“Kerja sama ini merupakan bagian dari Indonesia Olympic Champions Program yang tengah NOC gencarkan sejak akhir tahun lalu. Tujuannya untuk meningkatkan prestasi olahraga kita di kancah dunia karena memang fokus NOC Indonesia bekerja itu untuk atlet dan cabang olahraga,” kata Okto, Selasa (05/04).

Kerjasama yang dibangun NOC Indonesia tertuang dalam letter of intent dengan NOC Tajikistan dan Federasi Balap Sepeda Tajikistan. Dalam membangun diplomasi internasional tersebut, Okto juga berkesempatan bertemu dengan Perdana Menteri Tajikistan Kokhir Rasulzoda.

Sebagai informasi, diplomasi internasional yang dijalankan NOC Indonesia ini searah dengan peran NOC yang tertuang dalam poin 2.3 Olympic Charter (Piagam Olimpiade) yakni mendorong perkembangan high performance olahraga begitu juga sport for all.

Okto menjelaskan, kerja sama dengan NOC Tajikistan meliputi rencana kedua negara untuk saling mendukung di beberapa pembinaan cabang olahraga (cabor). Sebagai informasi, Tajikistan memiliki catatan prestasi 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Emas diraih dari nomor tolak peluru putra cabang olahraga atletik, perak dari cabor gulat, dan perunggu di cabor judo dan tinju.

“Mereka concern untuk memberikan atlet-atlet kita pengalaman dan pelatihan di cabor judo dan gulat. Seperti kita ketahui, kedua cabor ini juga merupakan kategori olympic sport dan memang pemerintah juga memiliki concern yang sama, yakni Olimpiade,” kata Okto.

Sementara itu, Okto juga membuka pintu kerja sama dengan Federasi Balap Sepeda Tajikistan terkait pelatihan bagi atlet-atlet kedua negara. Tajikistan menawarkan tempat pelatihan untuk disiplin jalan raya dan MTB. Sementara, Indonesia menawarkan pelatihan untuk disiplin BMX dan velodrome. Terlebih, Indonesia memiliki velodrome kelas dunia yang tengah diajukan menjadi satelit pelatihan balap sepeda Asia Tenggara kepada Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI).

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir pula perwakilan PB ISSI yakni Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Budi Saputra yang sekaligus hadir dalam Kongres Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC), yang pada acara ini sekaligus memberikan penghargaan Special Order of Merit kepada Okto.

Sahabat NOC Indonesia

Komite Olimpiade Indonesia terus berupaya memperkuat potensi kerja sama guna meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Melalui diplomasi internasional yang dilakukan Ketua Raja Sapta Oktohari, NOC Indonesia membuka peluang kolaborasi peningkatan prestasi olahraga dengan Tajikistan.

Pintu kerja sama tersebut dilakukan NOC Indonesia dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Tajikistan dan Federasi Balap Sepeda Tajikistan.

“Ini bagian Indonesia Olympic Champions Program yang tengah NOC Indonesia gencarkan sejak akhir tahun lalu yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga kita di kancah dunia karena fokus NOC Indonesia untuk atlet dan cabang olahraga,” kata Oktohari.

Di Tajikistan, Oktohari juga mendapat kejutan apresiasi dari Keluarga Besar ACC dan UCI berula Special Order of Merit atas perannya mengembangkan prestasi olahraga, khususnya balap sepeda Indonesia dan Asia hingga dunia.

Oktohari yang juga menjabat sebagai Sr Vice President ACC bersama President ACC Osama Al Shafar dan President UCI David Lappartient menerima penghargaan dari tuan rumah yang memberikan baju kebesaran nasional Tajikistan. ***