JAKARTA - Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah sangat mengejutkan, karena PAN tidak mendapatkan satu kursi pun untuk DPR RI. PAN hanya mampu meraih 832.010 suara di seluruh Dapil Jawa Tengah.

Di Pileg 2014, PAN berhasil meraih delapan kursi di Jateng dengan mendapatkan 1.208.202 suara sehingga mampu mengirimkan 8 kadernya sebagai anggota DPR RI yaitu Muhammad Hatta, Yayuk Basuki, Abdul Hakam Naja, Teguh Juwarno, Taufik Kurniawan, Tjatur Sapto Edy, Ammy Amalia Fatma (di-PAW oleh Muhammad Hanafi) dan Laila Istiana.

Menanggapai fakta elektroal PAN yang merosot tersebut, Direktur Presidential Studies Decode UGM Nyarwi Ahmad menilai kepemimpinan Zulkifli di PAN tidak patut untuk diperpanjang untuk lima tahun kedepan.

Karena dia menilai, kalau kepemimpinan Zulkifli tetap dipertahankan maka suara PAN di Pemilu 2024 tidak akan meningkat bahkan terancam menurun lagi seperti di Pemilu 2019.

"Jika PAN masih dalam kepemimpinan Zulkifli Hasan, besar kemungkinan tingkat perolehan suara dan kursi PAN di parlemen tidak akan banyak mengalami peningkatan. Sepertinya PAN ya akan begitu begitu saja, tidak banyak berubah," tegas Nyarwi.

Fakta elektoral membuktikan bahwa di Pemilu 2019 menjadi "panen raya" bagi dua partai politik berbasis massa Islam yaitu PKB dan PKS dengan perolehan suara yang meningkat signifikan dibandingkan Pemilu 2014. Sementara PAN dan PPP harus mengalami perolehan suara yang turun drastis.

Di Pemilu 2014, PKB memperoleh 11.298.957 suara (9,04 persen) lalu meningkat menjadi 13.570.970 (9,69 persen) di Pemilu 2019.

PKS di Pemilu 2014 memperoleh 8.480.204 (6,79 persen), di Pemilu 2019 partai tersebut meraih 11.493.663 suara (8,21 persen).

PAN di Pemilu 2014, dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 185.826.024, perolehan suara PAN yaitu 9.481.621 (7,59 persen). Lalu di Pemilu 2019, DPT berjumlah 192.828.520, PAN memperoleh jumlah suara 9.572.623 (6,84 persen).

Melanjutkan keterangannya, Nyarwi menilai pelaksanaan Munas PAN 2020 menurutnya menjadi momentum partai tersebut mencari figur Ketua Umum baru yang mampu meningkatkan suara partai di Pemilu 2024.

Dia menegaskan bahwa sudah saatnya PAN mencari figur Ketum baru yang mampu memiliki strategi marketing politik yang lebih bagus dan memiliki daya magnetik elektoral yang kuat.

Figur PAN kedepan menurut dia harus mampu merespon perkembangan zaman dengan bekal pengetahuan terkait strategi organisasi dan marketing politik yang canggih agar basis massa PAN tidak rontok.

Selain itu Nyarwi menilai Zulkifli merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap merosotnya jumlah perolehan kursi PAN di Pemilu 2019.

"Zulkifli Hasan tidak cukup berhasil dalam memperluas tingkat pengaruh dan perolehan suara PAN dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019," kata Nyarwi kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Jebloknya perolehan kursi PAN di Pemilu 2019 menurut Nyarwi, tidak bisa disalahkan kepada orang lain, karena yang bertanggung jawab terkait hasil elektoral partai adalah Zulkifli Hasan sebagai pucuk pemimpin di PAN.

Karena itu dia menilai kalau PAN masih dipimpin Zulkifli Hasan dalam lima tahun kedepan, maka diprediksi tingkat perolehan suara dan kursi partai tersebut di parlemen tidak akan mengalami peningkatan.***