PEKANBARU, GORIAU.COM - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad membantah kalau pihaknya telah menelantarkan pasien atas nama Ganda Simanjuntak (2,6) yang akhirnya meninggal. RSUD mengatakan pihaknya sudah menangani pasien sesuai prosedur yang ada.

''Kita membantah kalau dikatakan pihak kita menelantarkan pasien balita yang akhirnya meninggal dunia. Kita sudah lakukan penanganan intensif, hanya saja kondisinya jauh menurun. Saat datang ke RSUD kondisi pasien juga sudah kritis,'' ujar Direktur Utama RSUD Arifin Ahmad, Yulwirianti Moesa saat hearing dengan Komisi D DPRD Riau, Selasa (26/3/2013).

Hadir pada hearing Ketua Komisi D Bagus Santoso, Wakil Ketua Ruslan Jaya serta anggota Jabarullah, Ramli Sanur, Indra Isnaini dan Sumiyanti.

Pada hearing itu, Yulwirianti Moesa menjelaskan upaya yang telah dilakukan RSUD terhadap pasien balita tersebut. ''Bahkan kita langsung menangani pasien lima menit saat datang. Dia datang dalam kondisi akut, kondisinya sangat pucat dan HB mencapai 3,5 dari kondisi normal yang seharusnya 10, kita langsung tangani,'' jelasnya.

Saat itu, Ganda diantar keluarganya sekitar pukul 7.45 Wib dan pukul 7.50 Wib langsung ditangani perawat, lima menit kemudian tepatnya pukul 7.55 Wib langsung diinfus. ''Kita juga sudah melakukan diagnosa, ada kelainan darah, suhu badan tinggi hingga 36 derajat celsius, karena itu langsung diinfus untuk pemulihan, namun sebelum masuk ke ICU, pasien sudah meninggal,'' jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang balita Ganda Simanjuntak (2,6) meninggal, setelah ditelantarkan pihak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau. Keluarga korban, Nanang Simanjuntak, mengatakan, Ganda dibawa ke RSUD Pekanbaru karena mengalami demam tinggi, namun pada pukul 13.00 WIB bocah malang itu meninggal karena tidak ada penanganan.

"Kami dari pihak keluarga sudah menunggu lama, tapi tidak ada penanganan. Ganda hanya diberi satu kantung infus di ruang UGD. Karena tidak ada dokter yang menangani keponakan saya meninggal," kata Nanang, Senin (18/3/2013).

Ganda merupakan anak bungsu pasangan Ateng Simanjuntak dan Riris, warga Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Keluarga mengaku sangat terpukul atas kejadian itu. Mereka kesal karena pihak rumah sakit menelantarkan keluarga yang tidak mampu.

"Orangtua keponakan saya itu bekerja serabutan. Kami sangat kesal dengan pihak RSUD yang menelantarkan. Kami tidak terima itu. Jangan mentang-mentang pasien dari keluarga tidak mampu terus diperlakukan seperti itu," ketusnya. (nti)