SIAK - Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program yang digagas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sejak tahun 2014 silam dinilai mampu menekan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di lahan seluas 750 ribu hektar yang berada di tiga kabupaten, yakni Pelalawan, Siak, dan Kepulauan Meranti.

Stakeholder Relation (SHR) Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wan Muhammad Jakh Anza mengatakan pilot project program ini dimulai pada tahun 2014, empat desa tercatat sebagai peserta awal.

Selanjutnya tahun 2015 jumlah desa peserta FFVP melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan Sembilan desa.

GoRiau Bupati Siak Alfedri menandatan
Bupati Siak Alfedri menandatangi MoU
Seterusnya, tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan sembilan desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta FFVP sudah mencapai 79 desa.

"Hari ini kita melakukan penandatanganan MoU kembali dengan 3 Desa Program Desa Bebas Api di Kabupaten Siak, yakni Desa Dayun, Lubuk Jering dan Desa Olak," kata Wan Muhammad Jakh Anza usai penandatangan MoU dengan 3 Desa, Bupati Siak serta Polres Siak, Rabu (1/7/2020).

Dikatakan Wan Jack, program ini cukup berhasil mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah desa di Kabupaten Siak.

Program ini berhasil berkat kerjasama dari semua pihak. Pemkab Siak terus mendukung FFVP ini dan terbukti pada tahun 2018 tiga desa ini mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta dalam bentuk infrastruktur. Tahun 2019 sendiri, tiga desa ini juga menjadi Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community.

"Musim kemarau tahun ini berlangsung dari Mei hingga Agustus 2020 nanti. Kami berharap dengan adanya program ini, desa yang menjadi perserta FFVP di Siak terus semangat mempertahankan wilayahnya dari kebakarn hutan. Kami juga memberikan pelatihan pertanian, salah satunya dengan pembukaan lahan tanpa membakar," jelas Wan Jakh.

Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara tanpa membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.

"RAPP juga menggandeng pemuka agama setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama serta sejumlah LSM dan kelompok pecinta lingkungan sebagai mitra, seperti Yayasan Laskar Alam, Kelompok Pecinta Lingkungan (KPL), dan Perkumpulan Tapak," kata Wan Jack.

FFVP ini juga memiliki program sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC). Ada 3 bentuk kegiatan FAC diantaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market.

Untuk tahun 2020 ini, FAC akan menjangkau 60 sekolah di 3 kabupaten dimana ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan gambut. Dan FAC Goes to Market akan menjangkau 10 pasar di 3 kabupaten tersebut.

"Sebagai perusahaan yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau, kami yakin dan percaya praktek pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan masa depan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan filosofi dari founder APRIL Sukanto Tanoto yang mengatakan bahwa kehadiran RAPP di Riau bukanlah sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari masyarakat," tutupnya.

Bupati Siak, Alfedri menilai program Desa Bebas Api ini harus terus dikembangkan agar kebakaran hutan dan lahan tidak lagi terjadi di wilayah Riau khususnya Kabupaten Siak.

GoRiau
"Kita sangat apresiasi program RAPP ini untuk menekan terjadinya Karlahut di Siak. Dulu sudah ada 7 kampung yang sudah MoU dengan RAPP, sekarang ditambah 3 Desa lagi, jadi sudah 10 desa di Siak yang ikut dalam program ini," kata Alfedri.

Alfedri tidak menampik Karlahut ini 99 persen terjadi akibat ulah manusia, ada yang sengaja atau pun kelalaian manusia. "Padahal untuk pencegahan Karhutla ini menjadi tanggungjawab bersama semua pihak," ujar Bupati.

Alfedri berharap bencana asap tidak lagi terjadi di Riau, khususnya Siak yang lahan gambutnya mencapai 400 ribu hektar. Kalau ini tidak dijaga dengan baik, maka akan berpotensi terjadi kekeringan.

"Selain itu, hujan buatan dari RAPP yang sudah menggunakan teknologi baru melalui injeksi ini kita harapkan terus berjalan. Dan masih banyak lagi program RAPP yang sangat bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat, seperti di sektor Pendidikan Tanoto Foundation, sektor UMKM, sektor pertanian dan lainnya," ujar Bupati.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Siak AKBP Doddy F Sanjaya menyambut baik kegiatan tersebut. Ia bahkan berharap Program Desa Bebas Api ini terus berkesinambungan.

"Karhutla ini menjadi PR yang besar bagi Polri, untuk itu kita harus saling bahu membahu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi Karhutla lagi. Sekali lagi kami tekankan Karhutla ini tanggung jawab bersama. Kita harus menjaga agar langit Riau tetap biru," kata Kapolres. ***

Stakeholder Relation (SHR) Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wan Muhammad Jakh Anza mengatakan pilot project program ini dimulai pada tahun 2014, empat desa tercatat sebagai peserta awal.

Selanjutnya tahun 2015 jumlah desa peserta FFVP melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan Sembilan desa.

GoRiau Bupati Siak Alfedri menandatan
Bupati Siak Alfedri menandatangi MoU
Seterusnya, tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan sembilan desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta FFVP sudah mencapai 79 desa.

"Hari ini kita melakukan penandatanganan MoU kembali dengan 3 Desa Program Desa Bebas Api di Kabupaten Siak, yakni Desa Dayun, Lubuk Jering dan Desa Olak," kata Wan Muhammad Jakh Anza usai penandatangan MoU dengan 3 Desa, Bupati Siak serta Polres Siak, Rabu (1/7/2020).

Dikatakan Wan Jack, program ini cukup berhasil mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah desa di Kabupaten Siak.

Program ini berhasil berkat kerjasama dari semua pihak. Pemkab Siak terus mendukung FFVP ini dan terbukti pada tahun 2018 tiga desa ini mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta dalam bentuk infrastruktur. Tahun 2019 sendiri, tiga desa ini juga menjadi Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community.

"Musim kemarau tahun ini berlangsung dari Mei hingga Agustus 2020 nanti. Kami berharap dengan adanya program ini, desa yang menjadi perserta FFVP di Siak terus semangat mempertahankan wilayahnya dari kebakarn hutan. Kami juga memberikan pelatihan pertanian, salah satunya dengan pembukaan lahan tanpa membakar," jelas Wan Jakh.

Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara tanpa membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.

"RAPP juga menggandeng pemuka agama setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama serta sejumlah LSM dan kelompok pecinta lingkungan sebagai mitra, seperti Yayasan Laskar Alam, Kelompok Pecinta Lingkungan (KPL), dan Perkumpulan Tapak," kata Wan Jack.

FFVP ini juga memiliki program sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC). Ada 3 bentuk kegiatan FAC diantaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market.

Untuk tahun 2020 ini, FAC akan menjangkau 60 sekolah di 3 kabupaten dimana ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan gambut. Dan FAC Goes to Market akan menjangkau 10 pasar di 3 kabupaten tersebut.

"Sebagai perusahaan yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau, kami yakin dan percaya praktek pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan masa depan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan filosofi dari founder APRIL Sukanto Tanoto yang mengatakan bahwa kehadiran RAPP di Riau bukanlah sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari masyarakat," tutupnya.

Bupati Siak, Alfedri menilai program Desa Bebas Api ini harus terus dikembangkan agar kebakaran hutan dan lahan tidak lagi terjadi di wilayah Riau khususnya Kabupaten Siak.

GoRiau
"Kita sangat apresiasi program RAPP ini untuk menekan terjadinya Karlahut di Siak. Dulu sudah ada 7 kampung yang sudah MoU dengan RAPP, sekarang ditambah 3 Desa lagi, jadi sudah 10 desa di Siak yang ikut dalam program ini," kata Alfedri.

Alfedri tidak menampik Karlahut ini 99 persen terjadi akibat ulah manusia, ada yang sengaja atau pun kelalaian manusia. "Padahal untuk pencegahan Karhutla ini menjadi tanggungjawab bersama semua pihak," ujar Bupati.

Alfedri berharap bencana asap tidak lagi terjadi di Riau, khususnya Siak yang lahan gambutnya mencapai 400 ribu hektar. Kalau ini tidak dijaga dengan baik, maka akan berpotensi terjadi kekeringan.

"Selain itu, hujan buatan dari RAPP yang sudah menggunakan teknologi baru melalui injeksi ini kita harapkan terus berjalan. Dan masih banyak lagi program RAPP yang sangat bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat, seperti di sektor Pendidikan Tanoto Foundation, sektor UMKM, sektor pertanian dan lainnya," ujar Bupati.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Siak AKBP Doddy F Sanjaya menyambut baik kegiatan tersebut. Ia bahkan berharap Program Desa Bebas Api ini terus berkesinambungan.

"Karhutla ini menjadi PR yang besar bagi Polri, untuk itu kita harus saling bahu membahu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi Karhutla lagi. Sekali lagi kami tekankan Karhutla ini tanggung jawab bersama. Kita harus menjaga agar langit Riau tetap biru," kata Kapolres. ***

Stakeholder Relation (SHR) Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wan Muhammad Jakh Anza mengatakan pilot project program ini dimulai pada tahun 2014, empat desa tercatat sebagai peserta awal.

Selanjutnya tahun 2015 jumlah desa peserta FFVP melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan Sembilan desa.

GoRiau Bupati Siak Alfedri menandatan
Bupati Siak Alfedri menandatangi MoU
Seterusnya, tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan sembilan desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta FFVP sudah mencapai 79 desa.

"Hari ini kita melakukan penandatanganan MoU kembali dengan 3 Desa Program Desa Bebas Api di Kabupaten Siak, yakni Desa Dayun, Lubuk Jering dan Desa Olak," kata Wan Muhammad Jakh Anza usai penandatangan MoU dengan 3 Desa, Bupati Siak serta Polres Siak, Rabu (1/7/2020).

Dikatakan Wan Jack, program ini cukup berhasil mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah desa di Kabupaten Siak.

Program ini berhasil berkat kerjasama dari semua pihak. Pemkab Siak terus mendukung FFVP ini dan terbukti pada tahun 2018 tiga desa ini mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta dalam bentuk infrastruktur. Tahun 2019 sendiri, tiga desa ini juga menjadi Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community.

"Musim kemarau tahun ini berlangsung dari Mei hingga Agustus 2020 nanti. Kami berharap dengan adanya program ini, desa yang menjadi perserta FFVP di Siak terus semangat mempertahankan wilayahnya dari kebakarn hutan. Kami juga memberikan pelatihan pertanian, salah satunya dengan pembukaan lahan tanpa membakar," jelas Wan Jakh.

Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara tanpa membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.

"RAPP juga menggandeng pemuka agama setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama serta sejumlah LSM dan kelompok pecinta lingkungan sebagai mitra, seperti Yayasan Laskar Alam, Kelompok Pecinta Lingkungan (KPL), dan Perkumpulan Tapak," kata Wan Jack.

FFVP ini juga memiliki program sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC). Ada 3 bentuk kegiatan FAC diantaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market.

Untuk tahun 2020 ini, FAC akan menjangkau 60 sekolah di 3 kabupaten dimana ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan gambut. Dan FAC Goes to Market akan menjangkau 10 pasar di 3 kabupaten tersebut.

"Sebagai perusahaan yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau, kami yakin dan percaya praktek pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan masa depan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan filosofi dari founder APRIL Sukanto Tanoto yang mengatakan bahwa kehadiran RAPP di Riau bukanlah sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari masyarakat," tutupnya.

Bupati Siak, Alfedri menilai program Desa Bebas Api ini harus terus dikembangkan agar kebakaran hutan dan lahan tidak lagi terjadi di wilayah Riau khususnya Kabupaten Siak.

GoRiau
"Kita sangat apresiasi program RAPP ini untuk menekan terjadinya Karlahut di Siak. Dulu sudah ada 7 kampung yang sudah MoU dengan RAPP, sekarang ditambah 3 Desa lagi, jadi sudah 10 desa di Siak yang ikut dalam program ini," kata Alfedri.

Alfedri tidak menampik Karlahut ini 99 persen terjadi akibat ulah manusia, ada yang sengaja atau pun kelalaian manusia. "Padahal untuk pencegahan Karhutla ini menjadi tanggungjawab bersama semua pihak," ujar Bupati.

Alfedri berharap bencana asap tidak lagi terjadi di Riau, khususnya Siak yang lahan gambutnya mencapai 400 ribu hektar. Kalau ini tidak dijaga dengan baik, maka akan berpotensi terjadi kekeringan.

"Selain itu, hujan buatan dari RAPP yang sudah menggunakan teknologi baru melalui injeksi ini kita harapkan terus berjalan. Dan masih banyak lagi program RAPP yang sangat bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat, seperti di sektor Pendidikan Tanoto Foundation, sektor UMKM, sektor pertanian dan lainnya," ujar Bupati.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Siak AKBP Doddy F Sanjaya menyambut baik kegiatan tersebut. Ia bahkan berharap Program Desa Bebas Api ini terus berkesinambungan.

"Karhutla ini menjadi PR yang besar bagi Polri, untuk itu kita harus saling bahu membahu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi Karhutla lagi. Sekali lagi kami tekankan Karhutla ini tanggung jawab bersama. Kita harus menjaga agar langit Riau tetap biru," kata Kapolres. ***