PEKANBARU - Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD) Desa Pandau Jaya dan Tanah Merah Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar menaja Seminar Aktualisasi Tunjuk Ajar Melayu bagi Generasi Milenial pada Ahad, 14/7/2019 yang menghadirkan Budayawan Riau Griven H. Putera.

Menurut ketua panitia, Rozi Oktasyahendra, tahun 2019 Provinsi Riau memperoleh anggaran untuk Program PMMD yang dialokasikan kepada Kabupaten Kampar dan Pelalawan bagi 50 desa.

Menurutnya, kegiatan PMMD ini meliputi lima bidang, yaitu kepeloporan, wira usaha, membantu program desa, olahraga dan kearifan lokal. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegiatan ini termasuk dalam kearifan lokal.

“Seminar ini lebih utama untuk menjalankan program kegiatan PMMD sekaligus untuk memperkenalkan kembali Tenas Effendy kepada masyarakat terutama para pemuda. Banyak di antara pemuda yang belum tahu siapa, apa yang dimiliki, dan apa saja yang telah dilakukan Tenas Effendy. Jadi kegiatan ini utamanya untuk mengenal kiprah sosok budayawan Melayu tersebut dalam kearifan lokal,” ungkapnya.

Pendamping PMMD Provinsi Riau Ahmad Fakhrul Rozi dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia dan pemateri. “Perlu saya sampaikan bahwa PMMD merupakan kegiatan Kemenpora. Bagi Provinsi Riau, ini merupakan untuk pertama kalinya mendapatkan kuota tersebut. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita, dan kita ajarkan serta kita sampaikan apa ilmu dapatkan nanti kepada kawan-kawan kita dan lingkungan kita,” pesan Fakhrurrozi.

Hadir pada kegiatan seminar tersebut pendamping Provinsi Riau Ahmad Fakhrul Rozi, Muhammad Azrai dan Suwardi serta Fauzil Hasdi yang merupakan pendamping PMMD tingkat Desa Pandau Jaya dan Aldy Alvian Saputra merupakan pendamping PMMD tingkat Desa Tanah Merah Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar serta puluhan pemuda dan mahasiswa Pandau Jaya dan Tanah Merah.

Pada seminar yang dimoderatori Fitri Aulia Zahra tersebut, Griven H. Putera amat mengapresiasi kegiatan PMMD Tanah Merah dan pandau Jaya tersebut karena menaja seminar yang memiliki arti yang amat penting tersebut. Menurutnya, Tunjuk Ajar Melayu (TAM) amat berarti bagi generasi milenial di mana TAM dapat menjadi setawar sedingin bagi kemajuan informasi dunia digital yang digandrungi mereka. “TAM dapat menjadi buku panduan agar generasi Y tidak kehilangan jatidirinya sebagai bangsa,” tutur Griven.

Lebih lanjut Griven menyampaikan bahwa Tunjuk Ajar Melayu bukan saja buku yang telah disusun Tenas Effnedy akan tetapi semua ajaran nilai luhur Melayu yang dapat diperoleh dari orang tua-tua Melayu, baik melalui koba, hikayat, nyanyi panjang, cerita legenda serta karya sastra lisan Melayu lainnya yang pernah ada. “Buku Tunjuk Ajar Tenas Effendy ini hanya sebutir mutiara dari jutaan butir mutiara hikmah Melayu yang tedapat dalam berbagai bentuk sastra lisan Melayu lainnya. Jadi, sebagai generasi milenial, sejatinya generasi Y mesti membaca, mencari dan menggali lebih dalam lagi kearifan-kearifan lokal Melayu yang masih berserak dan tersimpan di rahim kebudayaan Melayu di kampung-kampung Melayu tersebut,” ujar Griven.

“Khusus bagi Tanah Merah dan Pandau jaya, karena di sini Tenas Effendy bermastautin dahulunya, maka jadikan dua daerah ini sebagai buminya Tunjuk Ajar Melayu. Hal ini dapat dimulai dari penggunaan simbol-simbol Tunjuk Ajar Melayu di kantor Pemerintahan Desa serta tempat-tempat umum lainnya. Misalnya cuplikan petatah-petitih dapat dipajang di kantor desa dan lainnya. Dapat juga membacakan beberapa bait TAM setiap kali melaksanakan acara. Dapat juga dibuat sovenir atau mencetak buku saku untuk dihadiahkan kepada para pengunjung yang datang ke daerah ini. Atau dapat juga dijadikan buah tangan atau oleh-oleh yang mungkin dapat menghasilkan nilai ekonomi.”

Terakhir Griven menyampaikan bahwa di antara sekian banyak kecendrungan generasi milenial adalah pemanfaatan media elektronik dan media sosial. Bagi pejuang Tunjuk Ajar Melayu barangkali dapat memuat butir-butir Tunjuk Ajar tersebut dalam status, baik di FB, Instagram, Twitter, Youtube dan lain-lain.

“Mari kita menjadi da’i kebudayaan seperti yang pernah dilakukan Tenas Effendy semasa hidupnya,” tutup kandidat Doktor UIN Suska Riau ini.

Selain kegiatan seminar, acara ini juga dimeriahkan dengan pembacaan syair Melayu oleh Aziz. (rls)