JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan tidak memiliki bukti diperlukannya 'booster' atau penyuntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga.

Dikutip dari detikcom yang melansir CNBC, karena itu FDA tidak mendorong dilakukan 'booster', apa lagi mengingat masih banyak negara kekurangan stok vaksin Covid-19, bahkan tenaga kesehatannya pun belum semuanya divaksin.

''Mempersiapkan pemberian booster adalah hal baik, tetapi kami tidak memiliki bukti (bahwa itu diperlukan), setidaknya di Amerika Serikat, tidak ada bukti kegagalan vaksin sehingga kekebalan berkurang dan booster sudah perlu disebarkan,'' kata Normal Taylor dari kantor penelitian dan tinjauan vaksin FDA, dikutip dari CNBC, Jumat (16/7/2021).

Rencana pemberian 'booster' disebabkan oleh munculnya varian Delta atau B1617.2 asal India yang diyakini menular dengan jauh lebih cepat. Varian ini kini mendominasi kasus Covid-19 di AS. Kondisi inilah yang mendorong perusahaan farmasi Pfizer untuk mengembangkan suntikan 'booster' vaksin.

Riset dari Pfizer dan Kementerian Kesehatan Israel tidak menemukan penurunan efektivitas vaksin terhadap varian Delta. Disebutkan, vaksin Pfizer masih 93 persen efektif mencegah rawat inap dan gejala berat pada pasien Covid-19 dengan varian Delta.

Tak tertutup kemungkinan, efikasi vaksin akan turun seiring munculnya varian-varian Corona baru ke depannya. Namun Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, yang lebih darurat untuk diupayakan saat ini adalah perluasan vaksin Covid-19.

Mengingat, masih banyak negara kesulitan mendapat vaksin Covid-19, untuk tenaga kesehatan sebagai garda terdepan sekali pun.

''Beberapa negara dan wilayah sebenarnya sudah memesan jutaan dosis booster sebelum negara lain memiliki persediaan untuk memvaksinasi petugas kesehatan mereka dan yang paling rentan,'' katanya saat konferensi pers, Senin (12/7/2021)

''Prioritasnya sekarang adalah memvaksinasi mereka yang tidak menerima dosis dan perlindungan,'' lanjut Tedros.***