PEKANBARU - Ribuan objek wisata di Riau seharusnya bisa dikelola dengan baik guna menarik para wisatasan. Namun pada kenyataanya masih banyak lokasi yang indah dan bisa digarap menjadi tempat liburan masih tak tersentuh bahkan banyak yang sudah alih fungsi.

Salah satu objek wisata alam yang sudah tidak terurus dan tak terawat yakni obejek pemandian Sei Bongkaran. Objek wisata tersebut berada di Kabupaten Rokan Hulu, tepatnya berada di Desa Kabun Kecamatan Kabun.

Dilokasi tersebut bukan hanya ada pemandian saja, tapi juga terdapat Goa 7 serangkai dan tempat pemandian berbatu, dinamakan Goa 7 serangkai, karena di situ terdapat Goa yang jumlahnya ada tujuh. Dimana keseluruhan Goa dialiri beberapa sungai yakni Sungai lo, Sungai Cawan dan Sungai Bongkaran.

Dinamakan Sei Bongakaran, konon sejarahnya dahulu lokasi tersebut dijadikan tempat untuk persinggahan sampan yang melakukan aktifitas bongkar muat barang masyarakat. Maka dinamakanlah Sei Bongkaran.

Pada awalnya Sei Bongkaran ini ditemukan kembali dan dijadikan obejek wisata pada era Gubernur Riau Soeripto, sekitar tahun 1996 oleh Dinas Kehutanan. Saking menariknya lokasi tersebut kala itu, sang Gunernur bahkan rela datang dengan menggunakan Helikopter.

Salah seorang saksi sejarah penemuan Sei Bongkaran yakni Zulkifli S, kepada GoRiau.com menceritakan, kalau awalnya sungai tersebut airnya sangat jernih, dan penuh dengan beragam ikan, termasuk ikan Arwana. "Beberapa hari yang lalu kami dan kawan-kawan napak tilas ke lokasi tersebut, saya sedih karena kondisinya sudah jauh berbeda, air tak lagi jernih, ikan arwana juga tak nampak lagi," cerita Zulkifli, Senin (01/02/2016).

Masih menurut cerita Zulkifli, pada tahun 1996, dilokasi tersebut diadakan kegiatan dalam memperingati Hari Konservasi Tanah Nasional dimana Riau menjadi tuan rumah. "Pak Soeripto dengan Dishut Riau, waktu itu menebar benih ikan arwana banyak sekali, selain itu mereka juga menanam pohon untuk penghijauan. Saya masih ingat betul, karena pada saat itu saya termasuk yang ikut kesana, namun saya bukan tamu atau rombongan pak Gubernur, tapi saya jualan atau yang sekarang terkenal dengan asongan," kenang Zulkifli.

Melihat kondisi Sei Bongkaran yang sudah tak seindah waktu ia remaja, Zulkifli berharap agar pihak pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Dinas Kehutanan agar kembali menata lokasi tersebut. "Setidaknya akses jalan diperbaiki, karena pada saat liburan, lokasi ini masih ramai dikunjungi. Aktifkan lagi perkemahan yang dulu sudah dicanangkan pak Soeripto," harapnya.

Menurutnya, selain untuk menggeliatkan lagi objek wisata tersebut, Zulkifli juga berharap agar pemerintah menyelamatkan hutan tersebut dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

"Pemandian Bongkaran bisa diakses dengan dua jalan hilir persis dekat dengan tanah ayah saya yang sudah dijual untuk naik haji waktu itu. Saya melihat kayu diatasnya sudah di tebang, ternyata setelah saya telusuri tanah tersebut sudah pindah tangan dan mungkin akan ditanam sawit, kalau bisa cepat di cegah dan diganti rugi, terserah mau Pemda atau Pemprov sebelum lokasi tersebut alih fungsi," pungkasnya. ***