AARHUS - Pemain tunggal putra kedua, Jonatan Christie mengalami kekagagal seperti Anthony Sinisuka Ginting. Peraih medali emas Asian Games 2018 itu tidak mampu mengembangkan permainan terbaik dan kalah dari Kunlavut Vitidsarn.

Dalam laga melawan Thailand di pertandingan penyisihan Grup A perebutan Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Senin (11/10/2021) petang, Jojo kalah 10-21, 14-21 dalam durasi 47 menit.

Permainan Jonatan tidak berkembang di gim pertama. Jojo sapaan akrabnya, tidak langsung in dengan permainannya. Dia selalu tertinggal dalam perolehan angka. Gim pertama pun berakhir dengan skor 10-21 untuk Vitidsarn.

Akibat kekalahan Jojo, Indonesia pun tertinggal 1-2 dari Thailand. Sebelumnya Anthony Sinisuka Ginting juga kalah lawan Kantaphon Wangcharoen.

Jojo mengakui kekalahannya karena banyak melakukan kesalahan sendiri. Dirinya juga kurang sabar.

"Saya kurang sabar dan banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Jojo setelah kekalahannya.

"Ketika lawan bermain cepat, saya sebenarnya lebih diuntungkan. Tetapi saya kurang sabar dan akhirnya banyak mati sendiri. Begitu lawan mengubah dengan bermain pelan, saya juga terbawa. Ketika dia memperlambat tempo permainan, saya jadi kurang nyaman," ujar Jojo.

Menurut asisten pelatih tunggal putra Irwansyah yang mendampingi Jojo bertarung di lapangan, anak didiknya gagal menyumbangkan angka karena dari pola permainannya tidak berkembang. Dari awal sudah tidak mampu mengembangkan permainannya sendiri.

"Di gim pertama dari awal Jojo terlalu mengikuti pola permainan lawan. Sementara lawan juga mampu mengontrol permainan reli yang dikembangkan. Jojo juga terbawa pola permainan lawan," ujar Irwansyah.

Pada gim kedua, Jojo sebenarnya bermain lebih baik. Permainannya lebih berkembang. Bahkan terus memimpin hingga 14-12. Namun setelah itu, kembali Jojo membuat kesalahan-kesalahan sendiri. Vitidsarn pun bisa melaju terus hingga memenangi pertandingan di gim kedua dengan 14-21.

"Di gim kedua, awalnya Jojo sudah bermain baik hingga memimpin terus. Setelah itu kembali ragu-ragu dan tidak percaya diri dengan pola permainan yang dikembangkan. Dia lagi-lagi kurang sabar. Itulah yang membuat Jojo kalah," sebut Irwansyah. ***