SIAK - Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, PT Kimia Tirta Utama (KTU) mempunyai tanggung jawab sosial untuk tetap menjaga, melestarikan dan melindungi lingkungan sekitar.

Perusahaan ini bekerjasama dengan yayasan Pendidikan Astra Agro Lestari untuk menjalankan program unggulan pendidikan konservasi bagi siswa SD dan SMP baik untuk sekolah internal maupun sekolah eksternal yang berada di desa Lingkar PT. Kimia Tirta Utama.

Pendidikan Konservasi yang terintegrasi dalam Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Kebun Sawit (PLKS) yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, H. Lukman pada acara Talkshow dan Expo Gambut tahun lalu.

"Program ini merupakan langkah nyata dalam upaya pembinaan sejak dini untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh siswa atau anak-anak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran mereka tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan mereka untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang," kata Slamet Riyadi, Asisten CSR PT. Kimia Tirta Utama.

Dijelaskannya, aspek penting yang diterapkan dalam Pendidikan Konservasi ini adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Materi pendidikan konservasi diberikan sebagai materi yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

Aspek afektif yang dapat diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi sikap, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable).

Aspek psikomotorik yang diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi perilaku dan keterampilan siswa dalam mengelola lingkungan.

Sedangkan Aspek psikomotorik yang diwujudkan dalam Proyek Nursery berupa pembibitan pohon endemik (pulai, meranti, kulim, pucuk merah, bintaro,Angsana, Pulai ) dan pohon buah (kelengkeng, tampui, kedondong, durian,matoa) yang dilakukan oleh siswa SMP KTU sebagai projek belajar di masa pandemi.

"Siswa melakukan belajar di rumah telah berkontribusi dalam upaya menjaga dan melindungi flora dan fauna pada hutan konservasi PT. Kimia Tirta Utama. Sekitar 10.000 pohon endemic, pohon keras dan pohon buah tersebut ditanam di sekitar area konservasi dan wilayah aliran sungai Gasib yang melintasi areal perkebunan PT. KTU," ujar Slamet yang juga pimpinan dan penggagas Proyek Nursery ini.

Slamet menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada seluruh siswa dan guru pembimbing yang terlibat pada proyek tersebut.

"Program ini sebagai langkah positif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan sejak dini kepada anak-anak. Slamet berharap di masa yang akan datang kegiatan seperti ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan sehingga bisa dijadikan contoh oleh perusahaan-perusahaan lain untuk pelestarian lingkungan," imbuhnya lagi.

Sehubungan Program Pelestarian Lingkungan konservasi ini yang sudah dilakukan oleh PT. KTU mendorong peremajaan dan pembibitan tanaman (nursery) merupakan langkah Perusahaan dalam upaya mendorong program Siak Hijau Lestari.

Selanjutnya,Administratur PT KTU Hubbal K Sembiring didampingi Humas PT KTU, A Hadirman menyatakan, 4 desa di sekitar kawasan konservasi juga telah setuju untuk ambil bagian dalam program Desa Siaga Api.

Dalam program ini, PT KTU melatih penduduk desa untuk mencegah dan dengan cepat serta mandiri memadamkan api.

Program kesadaran masyarakat juga fokus pada penggunaan metode tanpa bakar untuk membuka lahan serta menekankan pentingnya menghindari bahaya kebakaran dan kabut asap.

Desa yang terbukti berhasil mencegah kebakaran pada akhir musim kemarau akan menerima bantuan CSR untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

"Mencegah kebakaran hutan di Indonesia merupakan tugas yang memerlukan waktu serta sumber daya dan pendekatan inovatif. Melalui program ini, kami ingin memperkenalkan langkah-langkah efektif yang dapat diambil bersama-sama dengan masyarakat untuk mengurangi terjadinya kebakaran dan kabut asap," tutupnya. ***