PEKANBARU - Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau menangkap peluang adanya potensi pengembangkan Tahura Sultan Syarif Hasyim (SSH) untuk dijadikan pusat edukasi alam. Hal ini mengingat keberagaman Flora dan Fauna serta lokasi Tahura SSH yang dekat dengan pusat kota Pekanbaru.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, ia mendapatkan informasi bahwa banyak pelajar asal Singapura yang belajar terkait alam utamanya hutan di Provinsi Kepulauan Riau. Karena itu, jika nantinya dapat dilakukan pendekatan, maka para pelajar tersebut dapat diarahkan untuk belajar ke Riau yakni di Tahura SSH.

"Di Singapura itukan tidak ada hutan, jadi pelajar disana kalau mau belajar tentang hutan di Kepulauan Riau. Jadi kita tawarkan hutan yang ada di Riau, yang dekat itu yakni Tahura SSH yang hanya 30 menit dari Pekanbaru. Jadi Tahura SSH bisa dijadikan pusat edukasi alam," katanya, Rabu (11/2/2023).

Gubri Syamsuar juga mengatakan, Tahura SSH terdapat di tiga wilayah yaitu Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Siak yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Ia menyebutkan, sewaktu masih menjadi Bupati Siak, ia ingin memanfaatkan Tahura wilayahnya untuk menjadi wilayah kawasan konservasi hutan sekaligus edukasi pariwisata, pendidikan, dan lainnya bagi masyarakat.

"Setelah jadi Gubernur Riau, saya bilang ke Kadis LHK tolong Tahura ini dimanfaatkan agar menjadi nilai tambah untuk wilayah Riau," katanya.

Syamsuar menegaskan, nantinya wilayah Tahura ini hendaknya ciri khas Melayunya tetap dipertahankan dan ditonjolkan, baik dari segi satwa yang ada di dalamnya yang menjadi ciri khas Riau seperti burung serindit, tumbuh-tumbuhannya, bahkan dari segi bangunan gedungnya mencerminkan kebudayaan Melayu.

"Mudahan bermanfaat untuk rakyat Riau. Semoga ini bisa bertahap dilaksanakan dalam rangka untuk pelestarian Tahura Sultan Syarif Hasyim," tuturnya. ***