NEW DELHI, GORIAU.COM -  Hidup kakek berusia 71 tahun ini berakhir tragis. Sedang jalan-jalan pagi, Narendra Dabholkar ditembak oleh dua pria bersenjata yang menaiki motor di Kota Pune, India. Kakek itu pun tewas terkapar di tepi jalan.

Apa motif pembunuhan Narendra belum diketahui. Namun, muncul dugaan kuat, itu terkait aktivitas Narendra sebagai aktivis anti-takhayul terkemuka di India. Belakangan, ia gencar berkampanye menuntut pelarangan ilmu hitam secara hukum.

Ia juga dikenal karena mendirikan Committee for the Eradication of Blind Faith atau Komite Penghapusan Keyakinan Buta sejak lebih dari 20 tahun lalu.

Para pengkritiknya menuduh, Narendra adalah sosok anti-agama di negaranya, di mana mistisisme dan spiritualitas dihormati.

Namun, dalam wawancara 2 tahun lalu, Narendra menepis segala tudingan yang dialamatkan padanya.

''Pada semua tuntutan kami, tak ada satu kata pun tentang Tuhan atau agama. Bukan seperti yang dituduhkan. Konstitusi India membuka ruang bagi kebebasan beragama dan beribadah, tak ada yang bisa menghapuskannya,'' kata dia, seperti dimuat BBC, Selasa (20/8/2013).

''Apa yang kami serukan adalah penentangan terhadap penipuan dan praktik eksploitatif,'' kata dia.

Narendra dan komitenya memang tak pernah mengkritik agama, apa yang mereka kritik adalah ''pendewaan'', di mana pertapa Hindu gadungan yang mengaku mendapat mukjizat dan dihormati oleh banyak orang, lalu memeras atau menipu. Dia juga berkampanye melawan hewan yang dikurbankan dalam ritual tertentu.

Kepala menteri negara bagian Maharashtra mengungkapkan rasa duka atas pembunuhan Narendra dan menawarkan hadiah bagi siapapun yang memberikan informasi terkait pembunuhannya.

Laporan media menyebutkan pembunuhan atas Narendra terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah negara bagian mengumumkan akan mengeluarkan RUU anti-takhayul yang kontroversial.***Â