NEW YORK - Utusan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menegaskan Korea Utara siap untuk  perang yang dipicu oleh aksi provokasi militer Amerika Serikat di Semenanjung Korea.

Wakil Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim In Ryong pada Senin, 17 April 2017 mengeluarkan pernyataan itu merespon  peringatan dari Wakil Presiden Mike Pence ke Pyongyang untuk tidak menguji kesabaran Amerika Serikat."Jika Amerika Serikat berani memilih untuk aksi militer. DPRK siap melaksanakan mode perang yang diinginkan oleh Amerika. Kami akan mengambil hukuman terberat terhadap provokator," kata In-ryong dalam konferensi pers di markas PBB di New York seperti dikutip dari Channel News Asia pada 18 April 2017.In-ryong menambahkan bahwa negaranya telah mengambil langkah-langkah pertahanan diri dalam menanggapi ancaman militer Amerika Serikat. Hal itu mencerminkan tekad Pyongyang untuk membalas setiap serangan berbentuk senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua atau ICBM.Pence sebelumnya mengatakan pada konferensi pers di Korea Selatan akhir pekan lalu  bahwa era strategi yang penuh dengan kesabaran Amerika Serikat telah selesai. Pernyataan Pence merujuk pada rencana uji coba terbaru senjata nuklir Korea Utara.In-ryong juga menegaskan bahwa uji coba nuklir terbaru atau yang keenam ipersiapkan dan dipastikan akan berlangsung sesuai rencana."Sejauh uji coba nuklir sudah diumumkan ke publik. Ini telah diputuskan. Pada suatu waktu dan  kantor pusat kami anggap perlu, itu akan berlangsung," katanya.In-ryong juga menilai keputusan Presiden Donald Trump untuk mengirim armada penggempur angkatan laut Carl Vinson ke semenanjung Korea sangat sembrono. Selain juga mengkritik serangan rudal ke pangkalan udara Suriah pekan lalu.Juru bicara PBB Stephane Dujarric secara terpisah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea dan mengatakan tes rudal terbaru Korea Utara mengganggu.Dujarric mendesak Korea Utara untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketegangan dan kembali berdialog tentang denuklirisasi.