”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akherat]; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18).

Maha benar Allah S.w.t dengan segala firmanNya. Alhamdulillah, saat ini kita telah berada di bulan Ramadhan, bulan yang mulia. Bulan yang ditunggu dengan harap-harap cemas, dan disambut dengan suka cita oleh kita, orang yang beriman. Di bulan yang penuh dengan Rahmat Allah S.w.t. ini, sudah selayaknya kita bermuhasabah, merenungi sapaan sang Khaliq dalam surah Al-Hasyr ayat 18 di atas. Sudahkah kita persiapkan amal untuk bekal di hari esok?

Masyaallah, sungguh kita telah saksikan betapa keadaan kaum muslimin saat ini tengah terluka. Ramadhan kali ini, saudara kita di Suriah salah satunya,  kedamaian dan ketenangan mereka untuk beribadah harus terusik oleh serangan-serangan brutal mematikan dari musuh-musuh Islam. Diantara mereka juga ada yang kelaparan karena berada di wilayah pengepungan. Astagfirullah, semoga Allah mengampuni dosa atas ketidakberdayaan kita untuk merengkuh dan melindungi mereka, saudara-saudara kita di Suriah.

Lantas, bagaimana suasana Ramadahan di bangsa kita, Indonesia? Lihatlah, bagaimana para generasi kita dalam menjalani aktivitas ramadhannya. Pacaran yang sudah jelas kemaksiatan, dibalut sedemikian rupa agar terlihat islami dan sesuai syariat. Aktivitas makan malam berubah nama menjadi buka bareng yang seringkali malah melalaikan kewajiban, sholat maghrib. Aktivitas malam minggu diubah menjadi asmara subuh. Media kitapun tidak mau ketinggalan. Nuansa islami mulai menghiasi layar kaca. Sinetron romeo dan juliet berubah jadi safa marwah saat ramadhan. Judul nikmatnya pacaran diganti dengan nikmatnya ta’aruf. Film gairah cinta dipending jadi tasbih cinta agar terlihat ma’ruf. Pemerintah mulai membuat kebijakan, agar tempat-tempat hiburan malam ditutup. Meskipun hanya di awal dan akhir ramadhan saja. Diantara awal dan akhir ramadhan? Kita tahu sendiri jawabannya.

Inilah realitas, yang hampir setiap tahun kita temui. Mendadak Islami, meskipun terasa mengelabui. Hal ini akan terus terjadi jika umat terus berada di bawah pengaruh akidah sekulerisme. Yakni sebuah keyakinan yang memisahkan agama dari kehidupan. Menganggap bahwa Allah S.w.t ada di waktu dan tempat tertentu saja. Pada akhirnya, menjalankan agama hanya sesuai dengan yang disuka. Tidak peduli lagi dengan pahala dan dosa, surga dan neraka. Naudzubillah.

Harus ada perubahan agar kita memiliki bekal dalam menyongsong kehidupan esok.  Bekal yang harus kita persiapkan ialah amal saleh. Karena hanya dengan amal saleh saja Allah S.w.t akan memberikan pahala kepada hambaNya. Pahala tersebutlah yang nantinya akan menghantarkan manusia kepada Surga. Tentu, siapapun orangnya pasti ia ingin menjadi penduduk surga, bukan?

Amal saleh adalah amal yang harus memenuhi dua syarat. Syarat yang pertama adalah niat yang ikhlas karena Allah S.w.t., dan syarat yang kedua adalah cara yang digunakan harus sesuai denga tuntunan syariat, aturan Allah S.w.t. Kedua syarat amal ini tidak boleh dipisahkan, harus selalu ada dalam amal apapun. Tentu bukan hanya dalam amalan ritual, melainkan mencakup amal yang berkaitan dengan diri maupun sesama manusia. Tidak hanya amal sholat atau puasa saja, tapi juga akhlak, berpakaian, makanan, minuman, muamalah, sanksi, politik dan lain sebagainya. Semua itu harus dilaksanakan dengan dua syarat tersebut agar berbuah pahala. Apapun masalahnya, Islam solusinya. Inilah takwa dan iman yang sesungguhnya, kaffah. Terasa sederhana, namun tidak semua orang mampu merealisasikannya. Memang susah, tapi pasti bisa!

Maka, inilah momen yang tepat bagi kita. Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan penempahan dan penyucian diri. Mari merenung, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk hari esok. Inilah saatnya bagi kita, kembali kepada fitrah Illahi, islam. bukan Islam bak prasmanan, pilih-pilih mana yang dimau dan disuka saja. Tapi benar-benar Islam kaffah yang telah menjadi titah dari zat yang kita sembah, Allah S.w.t.

Bulan ini adalah bulan mulia. Setiap amal akan dilipatgandakan ganjarannya. Jangan sia-siakan Ramadhan ini. mari berlomba untuk berinvestasi pahala di bulan yang mulia ini. Raih amalan tertinggi dengan senantiasa beramar ma’ruf nahiy munkar, mengingatkan umat akan pentingnya persatuan demi terwujudnya Islam kaffah. Semoga, di bulan mulia ini kita akan mendapatkan pahala investasi yang menguntungkan bagi akhirat kita.  Ingat, Allah S.w.t maha mengetahui apa yang kita kerjakan! Wallahualam.

Penulis adalah ibu rumah tangga, trainer remaja, penulis dan pemerhati pendidikan.