KAMPAR - Tak hanya berdampak pada manusia, banjir di Kabupaten Kampar, Riau, juga menyebabkan dua gajah di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Tujuh Danau Buluh Cina, dievakuasi dari tempatnya.

Menurut Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Dian Indiarti, pemindahan dilakukan karena meluapnya danau di sekitar lokasi dan menggenangi TWA tempat dua gajah dewasa itu berada.

"Dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi karena tempat gajah itu digenangi air," kata Dian di Kantor BBKSDA Riau di Jalan HR Soebrantas, Senin (13/3/2017).

Dia menjelaskan lokasi pemindahan tak jauh dari lokasi sebelumnya. BBKSDA sebagai pengelola jauh-jauh hari memang sudah mempersiapkan lokasi pemindahan karena selalu ada genangan air kalau Sungai Kampar meluap.

"Informasi terakhir airnya sudah mulai surut, sebelumnya sempat tergenang dari luapan danau," sebut Dian.

Menurutnya, dua gajah yang salah satunya diberi nama Ngatini itu akan diletakkan kembali pada lokasi pertama jika cuaca sudah membaik dan tidak ada genangan air.

"Informasi terakhir belum dikembalikan, nanti diinformasikan lagi," sebut Dian.

Dua gajah ini disebut Dian sebagai penghuni TWA itu. Keberadaannya untuk menarik masyarakat yang ingin berkeliling danau ketika berkunjung di sana.

Gajah ini sudah berada di lokasi tersebut sejak beberapa bulan lalu. Keduanya ditempatkan di sebuah kawasan hutan yang ada di pinggir danau dan tak sulit diakses masyarakat.

Meluapnya danau ini merupakan imbas hujan dengan intensitas tinggi. Meluapnya Sungai Kampar yang tak jauh dari lokasi danau juga menambah debit air.

"Selain TWA, banjir ini juga merendam rumah warga yang ada di sana," terang Dian.

Kawasan lindung dan tempat tinggal berbagai jenis satwa dilindungi ini sudah ada sejak 2006. Pengembangan terus dilakukan dengan tujuan bisa menjadi destinasi wisata nasional bahkan internasional.

Di kawasan seluas 963 hektare lebih kurang ini terdapat tujuh buah danau. Keindahan alamnya yang masih asri dan eksotik dinilai mampu menarik perhatian wisatawan.

Kawasan ini didominasi ekosistem hutan daratan rendah dan mayoritas mempunyai topografi datar dengan kemiringan maksimal 25 persen. Terdapat sejumlah pohon di sini, di antaranya Mempening, Balanti, Bongkal, Kandis,rengas, Samoram, Sigadabu dan Simpur.

Gajah tak sendiri. Satwa liarnya adalah kijang, beruang madu, landak, rusa, siamang, enggang, kera, monyet, ayam hutan, merbah, dan tenggiling. ***