JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) perlu dikaji dari perspektif Alqur'an. Untuk itu Jazilul mengusulkan dan menggagas penulisan sebuah buku dengan tema "Empat Pilar MPR dalam Perspektif Alqur'an" yang ditulis para sarjana alumni Institut PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Alqur'an).

Buku ini merupakan kajian yang dilakukan sarjana-sarjana ilmu Alqur'an yang menjadi kontribusi Ikatan Alumni PTIQ (IKAPTIQ) kepada bangsa dan negara ini.

“Karena saya juga berasal dari alumni PTIQ, saya berharap IKAPTIQ bisa membuat suatu karya semacam buku Empat Pilar dalam perspektif Alqur’an. Nanti bersama saya dan atas ijin Rektor PTIQ kita membuat sebuah kajian dalam rangka mengisi kekosongan apalagi pada saat ini kita dihadapkan pada perang ideologi,” kata Jazilul Fawaid dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SWA sekaligus Haflah Kebangsaan dan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Ma'had Institut PTIQ Jakarta, Kamis malam (28/11/2019). Kegiatan yang diadakan IKAPTIQ bekerjasama dengan MPR RI ini dihadiri Rektor PTIQ Prof Dr Nasaruddin Umar, para mahasiswa dan alumni PTIQ.

Menurut Jazilul, kajian Empat Pilar dari perspektif Al Qur’an cukup penting untuk mengisi kekosongan wacana tentang kebangsaan. “Saya pikir kajian ini penting untuk bangsa ini. Bagi sarjana-sarjana Ilmu Alqur’an, kajian ini menjadi kontribusi untuk mengisi kekosongan wacana tentang pilar-pilar kebangsaan. Para calon sarjana maupun sarjana Ilmu Alqur’an bisa terlibat dalam kajian Empat Pilar dari perspektif Alqur’an ini,” ujar politisi PKB ini.

“Nanti tim kajian atau penulis buku bisa dipimpin senior IKAPTIQ. Kemudian kita buat karya itu dan kita launching sebagai satu kontribusi IKAPTIQ kepada bangsa ini. Bersama kami, para alumni PTIQ duduk bersama menggagas kajian agar Empat Pilar ini selaras dengan apa yang ada dalam Alqur’an,” sambungnya.

Jazilul menambahkan salah satu tugas MPR sebagaimana amanah UU MD3 adalah menyerap aspirasi dan menjaga Empat Pilar kebangsaan. “Sebagai Ketua IKAPTIQ sekaligus Wakil Ketua MPR, saya perlu jelaskan yang dimaksud dengan Empat Pilar adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang menjadi perekat kebangsaan kita, berbeda-beda tapi tetap satu. Biasanya orang menyebut PBNU (Pancasila, Bhinnekat Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI Tahun 1945). Biar mudah disebut PBNU,” terangnya.

Berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jazilul mencontohkan teladan Nabi Muhammad yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk membangun masyarakat. Unsur penting dalam pembangunan masyarakat adalah software-nya, yaitu ahlak. “Hari-hari ini kita dihadapkan dengan situasi dimana software-nya mulai rusak. Software (ahlak) manusia agak rusak,” ujarnya.

Karena itu Jazilul mengharapkan para mahasiswa, sarjana, dan alumni PTIQ bisa memberikan warna untuk perubahan terutama pada ahlak dan moral bangsa ini. “Meskipun kita melakukan pembangunan sarana infrastruktur secara fisik, kalau di dalam diri manusia keropos, tentu lambat laun pembangunan fisik itu tidak akan bermakna bagi bangsa dan negara,” ucapnya.

Sementara itu, Rektor PTIQ Prof Dr Nasaruddin Umar merasa bangga dengan adanya alumni PTIQ yang menjadi pimpinan MPR. “Saya merasa bangga, ketika dalam Sidang Paripurna MPR, ada alumni PTIQ duduk di jajaran pimpinan sidang. Para mahasiswa bisa mencontoh alumni PTIQ ini. Banyak petinggi di negeri ini adalah alumni PTIQ,” ujarnya.

Nasaruddin menambahkan alumni PTIQ banyak dibutuhkan di masyarakat. “Dua masjid di Los Angeles Amerika Serikat dan masjid di Inggris meminta kepada saya alumni PTIQ untuk menjadi imam di masjid. Imam masjid di sana, tidak sekadar imam shalat, tetapi adalah seperti pemimpin umat,” tuturnya.***