JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Februari 2021 mendeteksi satu kasus mutasi virus corona E484K di Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, membenarkan hasil temuan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tersebut, namun Siti Nadia mengatakan, pasien yang terpapar mutasi virus corona E484K sudah sembuh.

''Spesimen (diperiksa) bulan Februari oleh Lembaga Eijkman, dan sudah sembuh ini dari Februari,'' ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Dituturkan Nadia, Kemenkes tetap melakukan langkah antisipasi meski kasus mutasi virus corona E484K ditemukan pada Februari 2021.

''Kita tetap lakukan pengecekan karena kasusnya sudah Februari ya,'' kata Nadia.

Virus E484K merupakan salah satu mutasi dari virus corona B.1.1.7 dan diduga dapat memengaruhi efikasi vaksin Covid-19.

''Kalau B.1.1.7 itu bisa ada 10-17 mutasi, yang salah satunya E484K, dari dugaan dapat memengaruhi efikasi vaksin. Tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini,'' kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu.***