JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan pemerintah agar program vaksinasi COVID-19 mandiri tidak membebani masyarakat.

Pasalnya, saat ini jutaan keluarga Indonesia masih menghadapi masa-masa sulit akibat dampak pandemi dan resesi ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan harga vaksin benar-benar terjangkau oleh semua kalangan.

"Tak hanya faktor harga terjangkau, mereka yang menjalani vaksinasi mandiri juga harus diberi kemudahan akses memperoleh dan membeli vaksin. Penyebarluasan atau sosialisasi informasi tentang distribusi vaksin menjadi sangat penting dan harus menjangkau semua kalangan," ujar Bamsoet dalam keterangannya yang diterima GoNews.co, Selasa (17/11/2020).

Bamsoet juga menjelaskan saat ini Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sedang merancang dua skema vaksinasi, yaitu vaksinasi bersubsidi dan vaksinasi mandiri.

Adapun vaksinasi bersubsidi hanya diberikan kepada 60 juta penduduk. Jika terdapat 270 juta penduduk Indonesia, ini artinya 210 juta penduduk lainnya harus mengeluarkan biaya sendiri untuk vaksinasi Corona.

"Masalahnya, hingga kini belum ada kepastian tentang harga vaksin. Pemerintah bersama produsen vaksin Corona harus sesegera mungkin menetapkan harga vaksin. Informasi tentang harga vaksin menjadi penting agar masyarakat mulai bersiap dengan menyisihkan penghasilan masing-masing," imbuhnya.

Terkait hal ini, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menegaskan harga vaksin Corona harus benar-benar terjangkau oleh semua kalangan.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar Pemerintah tidak mengabaikan faktor kondisi ekonomi masyarakat saat ini. Hal ini mengingat banyak penghasilan keluarga Indonesia yang tergerus akibat krisis kesehatan karena Covid-19.

"Sudah sangat jelas bagi kita semua bahwa tekanan akibat pandemi yang berlanjut dengan resesi ekonomi sekarang ini benar-benar membuat sebagian besar masyarakat dalam kondisi serba sulit. Program vaksinasi mandiri jangan sampai menambah beban untuk masyarakat kebanyakan. Saya juga mendesak pemerintah untuk memastikan tidak adanya calo atau spekulan vaksin Corona," pungkasnya.***