PEKANBARU - Universitas Riau (Unri) kembali mengukuhkan guru besar ke lima dalam kurun waktu satu tahun.

Demikian disampaikan oleh Rektor Unri Prof Dr Ir Aras Mulyadi, DEA pada pengukuhan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas nama Prof Dr Sri Indarti l., SE, MSi, di pusat kegiatan mahasiswa (PKM) Unri Jalan Patimura, Pekanbaru, Rabu (6/11/2019).

"Tahun ini merupakan kali ke lima pengukuhan guru besar dan saat ini Unri telah memiliki 66 orang guru besar," kata Aras dalam sambutannya di Gedung PKM Unri Jalan Patimura Pekanbaru.

Disebutkannya dari sepuluh fakultas yang ada di Unri, guru besar terbanyak berada di Fakultas Kelautan dengan jumlah 16 orang. Kemudian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Unri) 13 orang, Fakultas Ekenomi dan Bisnis 13 orang, FMIPA sembilan orang, Pertanian enam orang, Fakultas Ilmu Sosial Politik tiga orang, dan Kedokteran 1 orang.

"Itu jumlah guru besar yang ada di Unri, untuk fakultas Hukum dan Keperawatan datanya akan menyusul setelah ini," tambahnya.

Sementara itu, guru besar Fakultas Ekonomi dan bisnis Prof Dr Sri Indarti dalam pidato ilmiahnya yang berjudul sinergitas korporasi, pemerintah dan perguruan tinggi untuk pembangunan berkelanjutan, menjelaskan bahwa sinergitas dalam pembangunan daerah akan lebih cepat terwujud dengan banyak stakeholder yang terlibat di dalamnya. Namun untuk aktivitas pencapaian program tersebut diperlukan mitra kerja dan peran perguruan tinggi dalam mendukung percepatan pembangunan.

"Sinergi antara perguruan tinggi, korporasi, dan pemerintah merupakan gerakan sosial bersama secara nasional. Hal ini yang perlu disosialisasikan dan menjadi solusi alternatif di tengah stagnasi perkembangan pembangunan akibat terbatasnya anggaran," kata Indarti.

Menurutnya berbagai implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui kegiatan seperti pemberian beasiswa, pembangunan infrastruktur lembaga pendidikan, maupun pemberian kesempatan magang oleh berbagai perusahaan, menjadikan peran pendidikan akan semakin besar dalam pembangunan masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya, tambah Indarti sinergitas juga akan memberikan upah yang sangat signifikan terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, melalui upaya yang telah ada seperti program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) terhadap usaha kecil dan mikro.

"Program pembangunan sarana dan prasarana untuk layanan masyarakat, melalui kepekaan korporasi dan pemerintah dalam konteks CSR terhadap dunia pendidikan merupakan investasi yang akan mubazir serta memberi manfaat secara berkesinambungan," tutupnya.***