JAKARTA - Kemelut dualisme organisasi tenis meja boleh saja tak berujung hingga saat ini. Namun, event tenis meja nasional tidak boleh padam. Setelah sukses menggelar Liga Tenis Meja Indonesia 2022, Singgih Yehizkiel kembali melakukan gebrakan dengan menggelar Turnamen Tenis Maja Singgih Cup XIX/2022 yang akan berlangsung di GOR Jatinangor Bandung, Jawa Barat, 24-26 Juni 2022.

Kali ini, mantan Direktur Sirkuit Laga Utama (Silatama) menggelar Turnamen Tenis Maja Singgih Cup XIX/2022 yang akan berlangsung di GOR Jatinangor Bandung, Jawa Barat, 24-26 Juni 2022. 

"Tenis meja itu olahraga masyarakat seperti halnya sepakbola dan bulutangkis. Jadi, eventnya tidak boleh padam meski kemelut dualisme organisasi belum juga tuntas. Singgih Cup ini mulai digelar tahun 2020 saat masa pandemi Covid 19," kata Ketua Panitia Pelaksana Singgih Cup XXIX/2022, Hendra Darmawan di Jakarta, Jumat (17/6/2022). 

Penyelenggaraan Turnamen Tenis Meja Singgih Cup XIX/2022 ini bukan hanya menunjukkan begitu besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap olahraga tenis meja. Tetapi, kata Hendra, panggilan akrabnya, jumlah pesertanya akan tercatat di dalam rekor Museum Rèkot Indonesia (MURI). 

Tercatat sebanyak 1.150 atlet tenis meja dari 20 Provinsi sudah terdaftar untuk memperebutkan tempat terbaik di kelompok pemula, kadet, junior, predator, akar rumput, exsekutive, dan non Pekan Olahraga Nasional (PON). 

"Dulu di Turnamen Tenis Gudang Garam tahun 2002 dengan 850 atlet tercatat di rekor MURI. Kini, rekor itu telah terpecahkan di Singgih Cup XIX/2022 dengan 1.150 atlet tenis meja," jelasnya. 

Tujuan lain event yang memperebutkan total hadiah senilai Rp100 juta ini, kata Hendra, untuk menjaga agar minta generasi muda tetap tumbuh sekaligus mengingatkan bahwa prestasi atlet tenis meja Indonesia yang pernah merajai di kawasan Asia Tenggara dan menembus Olimpiade. 

"Atlet tenis meja Indonesia itu pernah merajai kawasan Asia Tenggara dan menembus Olimpiade. Semua itu tinggal kenangan. Tenis meja tidak dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) dan tidak ada atlet tenis meja Indonesia tampil di SEA Games 2019 Filipina dan SEA Games 2021 Vietnam," tegasnya.  

"Saya ini hanya pecinta tenis meja yang ingin memberikan wadah bagi atlet tenis meja di tengah minimnya kompetisi. Melalui event ini kita jaga terus generasi tenis meja Indonesia. Ke depan, kita tidak lagi kesulitan mencari bibit-bibit potensial saat organisasi tenis meja kembali bersatu," timpal Singgih Yehizkeil yang mantan Direktur Sirkuit Laga Utama (Silatama) .

Sebanyak 1.150 peserta itu berasal dari Jawa Barat (97 Perkumpulan Tenis Meja/PTM),  Jawa Tengah (3 PTM), Jawa Tumur (1 PTM), DKI Jakarra (57 PTM), Banten (1 PTM), Daerah Istimewa Yogyakarta (1 PTM), Lampung (1 PTM), Sumatera Selatan (2 PTM), Sumatera Barat (1 PTM), Sumatera Utara (1 PTM), Kalimantan Timur (2 PTM), Kalimantan Barat (1 PTM), Kalimantan Utara (1 PTM), Sulawesi Selatan (2 PTM), Sulawesi Utara (2 PTM), Bali (1 PTM),  Nusa Tenggara Timur (1 PTM), Nusa Tenggara Barat (1 PTM), dan Papua (1 PTM).  ***