SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Siak Ali Masruri SPdi menilai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siak Drs. Kadri Yafis, M.Pd sangat arogan dalam mengambil sebuah keputusan. Sebab, kebijakan yang diambilnya merugikan banyak orang.

"Beliau sangat arogan dalam mencabut izin pelaksanaan kegiatan PWI," ujar Ali kepada sejumlah wartawan di Siak, Kamis (20/2/2014) siang. Pernyataan itu mencuat setelah Kadri Yafis memboikot seminar jurnalistik dan sosialisasi Pemilu cerdas yang ditaja PWI Siak di SMA N 1 Mempura. Padahal, sebelumnya Kadri mengizinkan pelaksanaan acara tersebut, bahkan ia terkesan sangat mendukung.

"Kalau alasannya karena asap dan menjelang UN, kenapa yang session pertama disetujui. Dan kalaupun mau dibatalkan, kenapa tidak dari jauh-jauh hari. Kenapa justru disaat detik-detik terakhir hari H, ketika segala sesuatunya sudah dipersiapkan termasuk lokasi tempat penyelenggaraan, konsumsi, bahkandipersiapkan termasuk lokasi tempat penyelenggaraan, konsumsi, bahkan narasumber dari Provinsi sudah stanby di Siak," kesal Ali.

Sejak diboikot, PWI Siak berupaya untuk melakukan negosiasi dengan Kadisdik. Namun, Kadri Yafis masih tetap pada pendiriannya. Dimana, dia masih tidak mengizinkan pelaksanaan seminar jurnalistik. Padahal, menurut Ali, seminar ini sangat penting mengingat siswa sebagai pemilih pemula harus paham mengenai Pemilu. "Disatu sisi, kita mencerdaskan para siswa tentang dunia jurnalistik dan peran pers pada Pemilu," ujar Ali.

Ali menilai, alasan yang dilontarkan Kadri Yafis tidak logis. Walau demikian, PWI tetap menghormatinya. Sebab, PWI tidak ingin dijadikan sebagai kambing hitam pada pelaksanaan UN mendatang. "Kita hargai keputusannya, sebab, kalau melanggar bisa saja kita yang dijadikan kambing hitam saat para siswa tak lulus UN," jelas Ali.

Ditanya tentang kerugian yang mesti ditanggung PWI, Ali mengaku bukan soal materi, tapi lebih kepada pertaruhan kredibilitas dan profesionalitas organisasi wartawan terbesar di Indonesia ini.

"Tentunya merasa dipertaruhkan kredibelitas kita selaku pengurus PWI. Karena ide kegiatan seiring Hari Pers Nasional (HPN). Belum lagi dikaji, apa kata narasumber yang sudah tiba di Siak, Apa kata calon peserta yang sudah dipersiapkan dan undangan. Kegiatan ini bukan hajatan pribadi tapi gawean organisasi PWI sempena hari ulang tahunnya yang ke-68," cetusnya lagi.

Kegiatan seperti ini, lanjut Ali, juga bukan hal pertama dilakukan PWI Kabupaten Siak yang merupakan pengejawantahan dari komitmen organisasi yang dinakhodai Margiono secara Nasional, dalam hal turut serta mencerdaskan kehidupan berbangsa melalui dunia jurnalistik. "Tidak Ada motif lain dalam gelaran ini, murni kegiatan organisasi PWI," tegasnya.(san)