PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Rokan Hulu, Syamsurizal, mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu untuk melakukan muhasabah diri terkait apa yang sudah diraih dan belum diraih oleh Rokan Hulu.

Hal tersebut disampaikan Syamsurizal dalam rapat paripurna peringatan Hari Jadi ke-22 Kabupaten Rokan Hulu kemarin, Selasa (12/10/2021), dimana Syamsurizal dipercaya sebagai perwakilan tokoh pendiri.

"Di peringatan hari jadi yang ke-22, saya diminta Sekretariat DPRD dan tokoh pendiri lainnya untuk mewakili pendiri membacakan sejarah pembentukan Rohul di di sidang paripurna," katanya, Rabu (13/10/2021).

GoRiau Syamsurizal saat menyerahkan r
Syamsurizal saat menyerahkan rekomendasi dari para pendiri kepada Pemkab Rohul.

Dikatakan Syamsurizal, peringatan ini bukan hanya sebatas untuk mengingat jasa para pendiri saja, namun juga harus menjadi momen untuk Pemkab dalam menerima masukan dari berbagai elemen, sekaligus introspeksi diri.

Salah satu yang menjadi sorotan para pendiri adalah, minimnya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Rokan Hulu. Menurut Syamsurizal, Pemkab selama ini hanya fokus membangun infrastruktur fisik, namun mengesampingkan SDM.

"Bukan kita tak butuh infrastruktur jalan, gedung dan fasilitas pelayanan lainnya, tapi kita tak mau peningkatan SDM terabaikan, termasuk masalah peningkatan di bidang keagamaan, ini yang harus menjadi catatan penting pemerintah hari ini," terangnya.

Lebih jauh, Syamsurizal bercerita bahwa Rokan Hulu ada hari ini merupakan perjuangan dari para tokoh di tahun 1961 atau 60 tahun yang lalu. Kala itu, ada tokoh-tokoh seperti T Ahmad Desman, Ibrahim, Aladdin RS, Nawas Riza, Said Nasution, Masalah, dan Rahman Amin, dkk.

Gerakan ini diawali dengan Musyawarah Besar (Mubes) yang dihadiri semua elemen masyarakat untuk menggaungkan pembentukan Kabupaten Rokan atau disingkat Kabro.

Masyarakat menyambut gerakan ini dengan membuat tulisan 'Kami Menuntut Kabro' di dinding-dinding rumah. Namun, gerakan ini tidak membuahkan hasil. Kemudian, perjuangan dilanjutkan pada tahun 1967, namun hasilnya sama, Rokan Hulu masih masuk dalam bagian Kampar.

Tumbangnya Orde Baru menjadi pintu masuk bagi para pejuang Kabupaten Rokan Hulu untuk berdiri sendiri dalam satu pemerintahan. Dimana saat itu, putra asli Rokan, Saleh Djasit terpilih sebagai Gubernur Riau di era reformasi.

Saleh Djasit kemudian meminta para tokoh di Pasir Pangaraian untuk mempersiapkan diri dalam pembentukan kabupaten sendiri. Apalagi, saat itu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dijabat oleh orang Riau, yakni Syarwan Hamid. ***