SELATPANJANG - Provinsi Riau siap menjadi tuan rumah saat pelaksanaan Training of Trainer (ToT), yaitu program dari PWI pusat untuk penguji Uji Kompetisi Wartawan (UKW) tahun 2017. Rencana lokasi dilaksanakan ToT ini telah disurvei oleh PWI Provinsi Riau.

Kesiapan Provinsi Riau menjadi tuan rumah saat pelaksanaan ToT penguji UKW itu disampaikan langsung oleh Ketua PWI Riau H Dheni Kurnia melalui Sekretaris Eka Putra. Kata Eka, setelah kesiapan menjadi tuan rumah, mereka langsung mensurvei beberapa lokasi pelaksanaan, salah satunya di Kepualauan Meranti.

Eka telah tiba di Kepulauan Meranti sejak, Selasa (28/2/2017) siang. Lalu, Ia langsung mendatangi Desa Bokor, Rabu (1/3/2017) untuk meninjau Sungai yang ada di sana, yang rencananya akan dijadikan salah satu lokasi membawa puluhan peserta ToT penguji UKW.

Lalu, apa alasan PWI Riau menjadikan Kepulauan Meranti sebagai tempat yang layak untuk pelaksanaan ToT penguji UKW. Berikut penjelasan serta hasil perjalanan ke Desa Bokor.

Rabu pagi, Eka Putra menyeberang dari Selatpanjang (Pulau Tebingtinggi) ke Peranggas (Pulau Rangsang). Menggunakan transportasi laut yang bernama kempang (untuk menyeberangkan orang dan sepeda motor), Eka bersama temannya Bambang Irawan menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Pemandangan laut dengan sibuknya aktivitas masyarakat tak membuat jemu selama berada di Kempang.

Setibanya di Peranggas, Eka kembali melanjutkan perjalanan menggunakan Sepeda Motor menuju ke Desa Bokor. Jarak antara Peranggas ke Desa Bokor hanya sekitar 6KM dengan akses jalan yang sudah memadai. Namun, sebenarnya bisa saja menggunakan transportasi air dari Selatpanjang ke Sungai Bokor bagi yang menginginkan.

Sepanjang perjalanan dari Peranggas ke Bokor, disuguhkan dengan pemandangan khas kampung. Di sisi kiri kanan jalan dipenuhi pohon kelapa, pohon pinang, pohon karet, maupun bunga-bunga yang ditanam masyarakat sekitar. Udara segar tanpa polusi dari knalpot kendaraan masih bisa didapatkan di sana.

Setibanya di Desa Bokor, pemandangan asri kembali terlihat dan terasa sangat nyaman. Meski jalan tidak semulus hotmix di perkotaan, namun kondisi bersih membuat pengunjung merasa betah, ditambah banyaknya tanaman bunga di kiri kanan jalan. Rasa kekeluargaan dan keramahtamahan masyarakat Melayu sangat kental di sana. Sehingga tak jarang pengunjung merasa seperti berada di kampung sendiri.

"Selamat datang bang," ucap Sopandi, Ketua Sanggar Bathin Galang ketika melihat Eka PN turun dari Sepeda Motor.

"Terima kasih Pandi," jawab Eka.

"Kita langsung ke lokasi?," tanya Eka lagi.

"Iya bang. Mau pakai sampan kayuh (dayung) atau pompong bang," tanya Sopandi kepada Eka.

"Kita pakai pompong saja," jawab Eka.

Lalu, mereka pun menaiki salah satu pompong berukuran kecil untuk menysuri Sungai Bokor.

Sepanjang perjalanan, Sopandi menjelaskan potensi yang ada di Sungai Bokor. Dimana, menurut Sopandi, Sungai Bokor masih terdapat banyak jenis tumbuhan laut yang masuk dalam keluarga besar mangroove. Mereka mulai mensosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya melestarikan alam atau sungai yang menjadi warisan turun temurun.

Sopandi mengatakan, di bagian hulu Sungai Bokor, terdapat perkebunan buah-buahan seperti Durian, Manggis, Mangga, Cempedak, Nangka, Pulas, dan beberapa buah khas daerah lainnya. Buah-buah tersebut akan bisa dipanen sesuai dengan jadwalnya setiap tahun.

Untuk sampai ke sana, kata Sopandi lagi, warga harus menempuh perjalanan sekitar 7 KM. Bisa menggunakan sampan ataupun pompong.

Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang masih asli. Pengunjung bisa melihat secara langsung, dari dekat, pohon-pohon mangroove yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Kepulauan Meranti.

Selain itu, di Sungai Bokor juga sering terlihat aktivitas masyarakat tempatan mencari ikan. Baik menggunakan jaring, kail, rawai, ataupun jala. Hewan-hewan hutan seperti monyet juga masih banyak ditemukan di sana.

Karena memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, Sopandi bergiat membuat iven di Sungai Bokor. Katanya, iven yang diberi nama Pesta Sungai Bokor itu digelar setiap tahun ketika musim panen buah-buahan. Kemudian, dibuat juga beberapa permainan rakyat baik di darat maupun di sungai, seperti lari atas tual sagu yang telah masuk dalam catatan MURI.

"Selama Pesta Sungai, peserta bisa makan berbagai buah-buahan yang ada di sini. Bisa juga makan buahnya langsung dari kebun," ujar Sopandi.

Untuk tahun 2017 ini, kata Sopandi lagi, Pesta Sungai Bokor akan digelar tanggal 24 hingga 25 Juli.

Setelah mendengar penjelasan singkat dari Sopandi dan melihat langsung kondisi Sungai Bokor, Eka Putra merasa mantap pelaksanaan ToT 2017 di Kepulauan Meranti. Apalagi, di Sungai Bokor akan ada pesta, sehingga kegiatan ToT bisa dilaksanakan bersamaan dengan Pesta Sungai Bokor.

"Kami akan membicarakan ini dengan PWI Pusat nantinya," tambah Eka.

"Peserta ToT kita bawa satu hari ke Bokor untuk menyaksikan festival, setelah itu menyisiri sungai dan makan buah," tambah Eka.

Eka juga sempat menjelaskan bahwa ToT merupakan program dari PWI Pusat. Program ini untuk penguji kompetisi wartawan.

Kata Eka juga, kedatangan 30-an peserta ToT ini akan memberikan dampak besar yang positif bagi daerah. Dimana, wartawan-wartawan yang sudah berpengalaman itu tentu akan membuat tulisan tentang kegiatan mereka di Desa Bokor Kepulauan Meranti. Tentu akan banyak pula pihak-pihak luar mendapat infomasi dari tulisan itu nantinya.

"Untuk itu, kami harap Pemda Kepulauan Meranti menyambut baik rencana TOT ini. Ini kesempatan kita didatangi puluhan wartawan se Indonesia. Pasti akan memberikan dampak positif untuk daerah," kata Eka lagi.

Selaku wilayah pulau, Eka sempat bertanya ke Sopandi terkait akses untuk sampai ke Meranti.

Dijelaskan Sopandi, jika tamu dari Jakarta, lebih baik melalui Kota Batam, Kepulauan Riau. Sebab, dari Batam ke Kepulauan Meranti, pengunjung hanya satu kalu menggunakan transportasi laut berupa Kapal Ferry. Waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 4 jam.

Waktu yang sama juga dirasakan andai berangkat dari Pekanbaru ke Kepulauan Meranti. Hanya saja, untuk sampai ke Kepulauan Meranti, pengunjung akan 2 kali naik speedboat (Pekanbaru-Perawang dan Tanjungbuton-Selatpanjang) dan satu kali bus, dari Perawang ke Tanjungbuton. *** #Semua Berita Kep Meranti, Klik di Sini