RAMADAN adalah bulan yang selalu dinanti, bulan idaman kaum Muslimin. Kita disuruh mempersiapkan diri menyambut kedatangannya. Bagaimana langkah-langkah penyambutan kita?

Pertama, bersyukur, karena masih diberi kesempatan dan umur panjang menikmati Ramadan. Jika kita kufur, ingat azabku sangatlah berat. Cara bersyukur, dengan mengindahkan segala larangan dan perintah-Nya dan selalu beriman kepada-Nya. ''Fastajibuli walyukminubi'' (QS. Al Baqarah).

Kedua, merenung/interospeksi. Hitung-hitunglah dirimu sebelum dihitung di akhirat kelak (hasibu anfusakum, qabla antuhasabu). Apa yang dihitung-hitung? Yaitu perbuatan 11 bulan lalu. Jika merasa berdosa, mohon ampun dan langsung tobat. ''Wastaghfiru Rabbakum, summa tubu ilaih'' (QS. Hud: 90).

Ketiga, membersihkan diri/suci dengan saling memaafkan sehingga hablumminannas kita OK (I am Ok, You are Ok). Yang lebih tepat lagi sesuai dengan keinginan Islam yaitu hadilah umat pemaaf (khuzil afwa).

Keempat, perbaharui niat; ''tajdidunniat''. Kita tahu bahwa niat urusannya dengan Allah, bukan manusia. Oleh sebab itu niat kita hanya karena Allah, ingin mendapatkan ridha-Nya. Bukan niat karena yang lain (mertua, bos maupun pacar).

Kelima, persiapan ilmu. Kita diingatkan, mana yang disuruh, mana yang membatalkan (rukun dan syarat). Banyak orang puasa, namun tidak mendapatkan nilai/pahala, kecuali haus dan lapar. Kenapa? Karena tidak memenuhi rukun dan syarat.

Dengan langkah-langkah tersebut di atas, insya Allah puasa akan mengantarkan kita ke dalam kelompok Muttaqiin. Sesuai dengan keinginan agama (la'allakum tattaquun), dimana Allah selalu dekat dengan mereka (inna aqramakum, indallahi atsqaakum). Semoga!***

Drs H Iqbal Ali, MM adalah mubaligh IKMI (NIM 660) dan Ketua Umum Muhammadyah Pekanbaru 1985-1995.